Mohon tunggu...
Juliastri Sn
Juliastri Sn Mohon Tunggu... Administrasi - MomBloggerPreneur, Content Creator and Podcaster at Laughing with Juliastri Sn

Seorang yang aktif, dinamis dan menyukai hal-hal yang baru, unik dan berbeda dari yang sudah ada. Seorang pemimpi tingkat tinggi, pengkhayal dan suka berangan-angan yang kadang sulit diterjemahkan oleh logika.. Buat yang ingin mengenal saya lebih jauh, silakan kunjungi blog saya : https://juliastrisn.com https://angananganku.blogspot.com https://ourhobbiesblog.blogspot.com https://bisnisnekad.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Eksotisme Pantai Siung

23 Oktober 2012   04:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_205467" align="aligncenter" width="600" caption="Sunset di pantai Siung (dok. juliastri Sn)"][/caption] Yipppiii...setelah beberapa waktu lalu menjelajah pantai Indrayanti, the next destination adalah pantai Siung. Hm..awalnya agak aneh mendengar namanya. Pertama kali muncul dalam benak adalah pantai ini penuh dengan gigi-gigi siung atau taring binatang. Hi..ngeri ya..tapi banyak orang bilang, pantai ini bagus. Jadi penasaran. Kebetulan, saat liburan lebaran tahun ini, banyak saudara yang datang dari luar kota yang ingin piknik ke pantai. Sebagai tuan rumah yang baik, dengan senang hati kami mengantar dengan segenap akomodasinya, maklum..kapan lagi bisa ramai-ramai piknik ke pantai. Refreshing, bo..

Maka, berawal dari niat coba-coba berbalut rasa penasaran, kami on the way pantai Siung. Berbekal penunjuk arah di sepanjang laut selatan setelah sebelumnya nanya-nanya di mbah Google map. So, kami berdelapan bersama ibu, kakak, teteh, keponakan, suami dan anak kita meluncur menuju TKP. TKP = Tempat Kejadian Piknik..ihihih..maksa abis..

Rute menuju pantai Siung ini sebenarnya lebih dekat kalau lewat Semanu. Namun apa dikata, kami terlanjur melewati terminal Wonosari ke arah Pantai Baron. Sampai pertigaan Mulo, kami ambil arah yang ke kiri. Rute selanjutnya hampir sama seperti saat menuju pantai Indrayanti, hanya saja saat ada pertigaan yang ada petunjuk arah kalau ke kanan ke pantai Indrayanti, Sundak, Krakal, Kukup, Baron..maka kalau mau ke pantai Siung kami ambil arah yang ke kiri. Terus saja, lumayan cukup jauh sih, kira-kira 7 km lagi. Sepanjang perjalanan kami bertanya-tanya, kok nggak sampai-sampai ya. Sempat nanya orang juga, apakah masih jauh dan dijawab orang itu masih jauh, nanti ada papan petunjuknya..iyyyaaaa...tahu bu, tapi makasih ya...

Akhirnya dari kejauhan kami bisa melihat panorama pantai itu. Dan ckckckck..kami terpesona..ternyata jauhnya sebanding dengan keindahannya. Pantainya bersih, airnya jernih, dan masih asri sekali. Tidak terlalu ramai pengunjung tapi justru dengan suasana seperti ini kami bisa lebih menikmati, lebih merasuk..( emang bumbu masakan hihi.. ).

Begitu kaki kami menjejakkan di pantai Siung ini, ada seorang bapak yang menyewakan tikar. “Tikar, bu..tikar..tidak dihitung per jam..bebas waktunya..”

Karena barang bawaan lumayan banyak, maklum kami bawa 2 balita, maka saya tanya..

“Berapa pak ?”

“Sepuluh ribu..”

“Gak lima ribu pak ?”

“Jangan, bu..nanti saya dimarahi teman-teman yang lain..”

Ya sudah, akhirnya saya menyerah untuk dua alasan, kasihan sama si bapak dan emang butuh alas tikar untuk duduk dan tempat barang. Padahal sebenarnya sih, pasir putih pantainya juga cukup bersih, cuma ya gak papalah. Sekali-kali gelar tikar di pantai. Biasanya sih kalau ke pantai nggak pernah gelar tikar langsung duduk di pasir. Selesai menaruh barang, langsung deh cihui ria main-main air di pantai. Anak saya langsung nyemplung kegirangan di pinggir yang tak terlalu dalam dan jauh dari ombak yang ganas. Lalu foto-foto ala model dadakan. Kapan lagi, mumpung pemandangannya indah hehe..

Dengan bertelanjang kaki, saya berjalan di atas batu-batu kecil yang terhampar bercampur dengan pasir putih. Agak sakit sih, tapi lumayan bisa pijat refleksi gratisan hehe..cuci mata plus bugar gitu maksud dan tujuannya. Bebas lepas, lupakan segala permasalahan barang sejenak. Menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan yang Maha Sempurna. Pas senja beranjak, momen sunset pun bisa terekam dengan begitu indah. Romantis..

[caption id="attachment_205471" align="alignleft" width="300" caption="Karang di pantai yang menyerupai siung (Dok. Juliastri Sn)"]

1350965402223459670
1350965402223459670
[/caption] Lalu kami beranjak ke arah karang nan menjulang. Agak curam sih, karang diatas, bawahnya langsung lautan lepas yang terkadang ombak ganas menyapa di sini. Pantas saja, ada papan tulisan dilarang naik ke atas karang. Ya, logikanya sangat berbahaya, naik ke atas karang kemudian disapu ombak dan jatuhlah ke bawah, siapa yang mau seperti itu ? Jadi kami hanya berani menatap karang nan kokoh itu dari jarak yang cukup aman. Puaslah kami menatap sunset yang datang begitu indah. Waw..wow..wah..pokoke, ndlongop plus-plus lah..Indah banget..

O,ya..pantai Siung ini juga langganan jadi lokasi pameran foto-foto. Berbagai seniman foto alias fotografer memajangkan karyanya di sini. Bagus-bagus. Rasa minder merasuk, maksud hati ingin memotret salah satu karya mereka pakai kamera handphone tapi saya malu..jadinya ya..gak kepotret. Hehehe..

Yah, cukup bahagia saya dan keluarga bisa berlibur ke pantai ini. Suasananya ok, kebersamaannya dapet plus refreshingnya sueger..mata jadi seger juga habis dicuci dengan pemandangan yang indah. Sungguh betapa agung karya-Mu Tuhan..jadi merasa kecil banget dihadapan-Nya. I'm just nothing..hanya setitik debu, mau sombong seperti apa ? Nggak punya apa-apa lho..Seringkali malu sendiri jika egois dan amarah merasuki jiwa. Oh..manusia..harta cuma titipan dari Tuhan tapi seringkali tak kenal waktu untuk memburunya, menjadikannya berhala bahkan tak malu merampas dari hak milik sesama. Waduh..ternyata kerakusan itu mengerikan sekali ya..? Wew..jadi ceramah gini nih..hihi..

[caption id="attachment_205469" align="alignright" width="300" caption="Bermain pasir putih (Dok. Juliastri Sn)"]

13509651151516965572
13509651151516965572
[/caption] Ok, senja beranjak temaram. Tiba waktunya untuk beranjak pulang. Sebelumnya memandikan anak yang berbasah ria nyebur di air laut. Plus tubuhnya yang penuh pasir karena tadi habis dikubur dalam pasir putih cuma keliatan kepalanya aja. Note : ini request dari anak lho. Bukan ambisi dari orang tua semata.

Akhirnya kami meninggalkan pantai ini dengan kesan mendalam. Coba tahu dari dulu, pasti sudah saya pilih sebagai lokasi foto untuk pre wedding. Bergaya ria di depan kamera sesuka hati plus bulan madu sekalian di sini.  Namun apa daya,  karena ketidaktahuan. Ah..

Hahahah..ya sudahlah, suatu saat saya akan kembali ke pantai ini lagi..untuk memanjakan jiwa dan raga..ok, sekian dulu ceritanya..bye..bye..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun