[caption id="attachment_179892" align="aligncenter" width="300" caption="Gambar dipinjam dari http://singgalangmasuksekolahh.wordpress.com"][/caption] Beberapa hari yang lalu, saya terhenyak ketika salah satu karyawan saya yang lulusan SMP menyodorkan kepada saya gambar motor yang diinginkannya via Google dari handphonenya.
“Kamu internetan ?,” tanya saya.
“Iya, Bu..”, jawabnya.
“Boros dong..kan mahal browsing internet dari HP..”
“Iya, Bu..mahal, tapi kadang ada paket hemat dari kartu Anu..”
“Kamu facebookan juga ?”
Karyawan saya yang namanya A itu mengangguk sambil tersipu malu.
Luar biasa, perkembangan teknologi sudah demikian cepatnya merambah hingga ke segala penjuru dunia, termasuk di daerah saya tinggal sekarang yang tergolong daerah pinggiran. Gunung Kidul, dulu merupakan daerah pelosok yang lekat dengan kemiskinan, kekeringan dan merupakan daerah tertinggal. Namun kini, Gunung kidul adalah daerah yang cukup maju dan siap untuk bersaing dengan daerah lain yang sudah lebih dulu maju. Banyaknya penduduk setempat yang merantau dan sukses di daerah orang, secara tidak langsung turut mengentaskan kemiskinan di kampung halamannya. Seiring pula dengan perkembangan pola pikir dari penduduk setempat yang mudah untuk mengikuti perkembangan jaman.
Beberapa waktu lalu, pernah diberitakan di media massa jika pernikahan dini tertinggi di Indonesia terjadi di Gunung Kidul sejak adanya facebook. Media sosial seperti facebook dan perkembangan internet yang mudah diakses lewat handphone secara langsung atau tidak, memberikan dampak positif dan negatif. Benar atau tidaknya, kehadiran facebook semakin mempermudah akses dalam pertemanan menjadi pergaulan yang bebas atau tidak tergantung kepada pribadi masing-masing. Pada dasarnya, pernikahan dini sudah terjadi sejak jaman dulu. Namun ketika angka statistiknya meningkat akhir-akhir, dan berdasarkan pertanyaan dari para penghulu kepada calon nikah muda apakah mereka mempunyai akun facebook, sebagian besar menjawab ya, punya, dan terus terang menyatakan kenal pasangannya dari facebook. Jadi..apakah memang ada hubungannya antara facebook dan nikah dini, bisa jadi, iya.
Di dunia maya, segala sesuatu bisa terjadi. Semua orang bebas mengekspresikan apa yang dia maui. Mau menjadi apa dan siapa, semua berhak membangun personal branding-nya masing-masing. Segala eksistensi dan karakter begitu gamblang tersirat dan tersurat walaupun seringkali terasa begitu bias. Rancu antara nyata dan semu.
Tentunya, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan akibat dari arus internet yang begitu cepat adalah dengan adanya saringan atau filter dari masing-masing pribadi.
Zaman dulu, silaturahmi bisa terjalin melalui face to face, kunjung mengunjungi walaupun terbentang jarak dan waktu. Sekarang, jarak bukan lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Hanya dalam hitungan menit bahkan detik, dunia terasa dalam genggaman. Luar biasa..
Layaknya dunia nyata, dalam dunia maya juga ada ajang gaul antar golongan. Hanya dengan komentar disana-sini, seseorang bisa dianggap gaul dan populer di dunia maya. Komentar positif atau negatif bisa menggambarkan bagaimana sifat seseorang secara tersirat. Plus keberuntungan atau caci maki bisa didapatkan pula di dunia maya. Saat terjadi insiden mobil Avanza nabrak beberapa orang hingga tewas, Afriani, sang pelaku mendapatkan hujatan ramai-ramai dari orang yang mungkin belum dikenalnya di dunia nyata, namun akun twitternya penuh dengan sumpah serapah dan penghakiman dunia maya. Luar biasa.
Dalam hal tertentu, dunia maya bisa mengambil alih peran begitu rupa layaknya di dunia nyata. Ada arisan, ada ngerumpi bareng-bareng, ada perkumpulan orang yang punya hobby sama, ada hiburan, ada diskusi, macam-macam semuanya ada.
Dan sekarang ini, dunia maya bisa mengganti peran sebagai media massa, dimana orang bisa bikin buku, surat kabar, hanya dengan membaca di layar monitor tanpa harus dicetak. Dunia maya juga dipilih menjadi media promosi bisnis-bisnis yang cukup efektif. Memang lebih praktis dan memudahkan. Namun, berapa banyak waktu yang terluang untuk bisa di dunia maya secara terus menerus ?
Yang pasti, dunia maya dan nyata tetap mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lebih nyaman dimana, monggo..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H