Mohon tunggu...
Juliastri Sn
Juliastri Sn Mohon Tunggu... Administrasi - MomBloggerPreneur, Content Creator and Podcaster at Laughing with Juliastri Sn

Seorang yang aktif, dinamis dan menyukai hal-hal yang baru, unik dan berbeda dari yang sudah ada. Seorang pemimpi tingkat tinggi, pengkhayal dan suka berangan-angan yang kadang sulit diterjemahkan oleh logika.. Buat yang ingin mengenal saya lebih jauh, silakan kunjungi blog saya : https://juliastrisn.com https://angananganku.blogspot.com https://ourhobbiesblog.blogspot.com https://bisnisnekad.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malaikat Itu Bernama Sumi

6 Agustus 2010   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:16 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_217657" align="aligncenter" width="194" caption="Gambar dipinjam dari www.monica17monica.tripod.com"][/caption] Nining risau, hari ini hari jumat, hari senam bersama di sekolah. Senam Kesegaran Jasmani dengan alunan musik SKJ ’88 yang sangat familiar itu. Musik yang enak didengar dan membuat semangat untuk bersenam ria. Nining mengamati sepatu ketsnya yang sudah usang, yang menganga karena solnya rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Nining baru menyadari tadi saat berjalan kaki menuju sekolahnya. Sebenarnya, gejala solnya akan rusak ini sudah cukup lama, tapi Nining mengabaikan dan selalu berhati-hati saat berjalan supaya tidak terlalu cepat sepatunya rusak. Ternyata, saat itu tiba hari ini, sepatunya rusak sebelah kiri dan ada kemungkinan sepatu sebelah kanan akan menyusul rusak dengan gejala yang sama. Nining masih bimbang akankah ikut SKJ dengan kondisi sepatu rusak begini atau lebih memilih tidak ikut sama sekali. Tapi ketakutan akan dimarahi bapak atau ibu guru membuatnya gelisah harus berbuat apa. “Ayo, Ning..SKJ dimulai sebentar lagi tuh, wis do kumpul kabeh..,” terdengar suara Sumi, teman sebangku Nining. Tinggal mereka berdua yang ada di dalam kelas ini, semua murid-murid sudah keluar dan berbaris siap untuk mengikuti senam. “Tapi, Sumi..aku..,” Nining bingung untuk mengatakan kondisi yang sebenarnya kepada Sumi. Sumi menatap Nining lekat-lekat. Dipandangnya Nining dari atas kepala hingga ke bawah kaki. Dan, Sumi menemukan jawabannya. “Oalah..sepatumu rusak to..sini aku pinjamin sepatuku, pakai saja..aku wis biasa nyeker, tur rumahku kan dekat sedangkan kamu masih harus berjalan kaki pulang yang sangat jauh jaraknya..,” Sumi segera melepas sepatu berikut kaos kakinya. Setahu Nining, sepatu Sumi ini masih baru walau bukan sepatu mahal, kemarin Sumi baru mengenakannya. Refleks Nining menggeleng. “Tidak usah, Sumi..aku tidak ikut senam saja..,” Nining menolak sepatu Sumi. “Ora popo, Ning..kamu bisa ikut SKJ pakai sepatu ini, aku sudah terbiasa nyeker kok..ayuk..musiknya sudah mulai tuh..cepat pakai sepatunya…,” Sumi segera berlari keluar kelas tanpa alas kaki meninggalkan Nining yang terbengong dan langsung ikut senam. Nining geleng-geleng kepala dan segera memakai sepatu pinjaman dari Sumi. Rasa tidak enak menjalar ke tubuhnya. Bagaimana mungkin Sumi begitu baik hati meminjamkan sepatunya sedangkan dia sendiri rela tidak beralas kaki ? Ah..seharusnya aku tadi tidak usah malu nyeker dan tidak merepotkan Sumi seperti ini, rutuk Nining pada dirinya sendiri. Nining segera menempatkan diri ke sebelah Sumi yang sudah melambaikan tangannya memberi tempat untuk Nining. Sumi tertawa-tawa dan tidak mempedulikan tatapan teman-teman yang lain melihatnya tanpa alas kaki. Sumi tetap semangat mengikuti gerakan senam tanpa sepatu sebagai alasnya. Sumi malah tampak menikmati kebebasan kakinya yang nyeker. Nining merasa kagum melihat sikap Sumi yang tampil berani, tidak seperti dirinya yang mudah malu, minder dan peragu itu. Nining ingin seperti Sumi yang tidak terlalu memperdulikan apa yang menjadi pikiran orang-orang tentangnya. Selama dia bisa menikmatinya dan bahagia, Sumi akan melakukannya tanpa berpikir panjang sekalipun dia harus mengorbankan dirinya sendiri seperti yang dilakukannya terhadap Nining kali ini. Sebuah kebaikan yang tulus tak bersyarat. Nining bertekad akan membalas kebaikan Sumi suatu hari nanti. Entah bagaimana caranya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun