Mohon tunggu...
Juliastri Sn
Juliastri Sn Mohon Tunggu... Administrasi - MomBloggerPreneur, Content Creator and Podcaster at Laughing with Juliastri Sn

Seorang yang aktif, dinamis dan menyukai hal-hal yang baru, unik dan berbeda dari yang sudah ada. Seorang pemimpi tingkat tinggi, pengkhayal dan suka berangan-angan yang kadang sulit diterjemahkan oleh logika.. Buat yang ingin mengenal saya lebih jauh, silakan kunjungi blog saya : https://juliastrisn.com https://angananganku.blogspot.com https://ourhobbiesblog.blogspot.com https://bisnisnekad.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau, Ya...?

20 Januari 2010   05:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:22 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_57409" align="alignright" width="353" caption="Ilustrasi"][/caption]

Mungkin ada yang salah dalam maintenance alias perawatannya atau apanya ya, sehingga rumput tetangga selalu kelihatan lebih segar, hijau dan sedap dipandang mata . Padahal kalau dibandingkan, perawatannya tidak beda jauh..sama-sama dipupuk, sama-sama disiram tiap hari, sama-sama dirawat dengan seksama..Hm..

Dalam kehidupan nyata, seringkali kita merasa kemrungsung kalau melihat kesuksesan orang lain, bahkan kadang terselip rasa iri kenapa bukan kita yang merasakan kesukesan itu. Apalagi dengan banyaknya situs jejaring sosial sekarang ini, kita bisa melihat bagaimana teman-teman kita, yang saat sekolah dulu mungkin tergolong anak yang nggak pinter-pinter amat tapi sekarang menjadi seorang manager sukses misalnya, atau teman kita yang dulunya sering mbolos sekolah sekarang kelihatan berfoto dibawah singa yang keluar air mancurnya (baca: Singapura). Pertanyaannya, kita kapan ya ? Kok mereka bisa jadi orang sukses, bisa jalan-jalan ke luar negeri, sedangkan kita kok tetap begini-begini saja ?

Sebenarnya, kalau kita hidup selalu bersyukur, kesuksesan itu selalu ada dalam diri kita. Selama ini kita menggunakan parameter uang sebagai ukuran kesuksesan orang lain.

Ketika teman kita sudah punya mobil, kita berasumsi bahwa dia sudah sukses. Ketika ada teman yang bisa ke luar negeri, berarti dia juga sudah sukses. Kita tidak pernah tahu bagaimana proses dia menjadi seperti sekarang. Mungkin dia harus menekan pengeluarannya setiap bulan untuk bisa menyicil sebuah mobil, mungkin teman kita memang menabung selama 5 tahun untuk bisa ke luar negeri. Semua itu adalah proses untuk menuju cita-cita. Proses itu merupakan kesukesan-kesuksesan kecil menuju sebuah kesuksesan besar. Itu nilai pentingnya. Kita harus mau berproses.

Kalau budaya instant sudah merasuk dalam diri kita, jangan harap hasil yang didapat akan abadi. Misalnya begini, untuk mendapatkan sebuah bentuk tubuh yang ideal, harus dibutuhkan sebuah perjuangan yang cukup berat. Kita harus disiplin mengatur jumlah kalori makanan yang masuk, menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara teratur yang semuanya harus dilakukan secara kontinyu dan terus menerus hingga mencapai apa yang kita inginkan. Dan itu butuh waktu yang tidak sebentar. Kalau mau yang instant ya, sedot lemak saja, tapi setelah itu apakah kita bisa menjamin tubuh kita tetap seperti itu kalau kita makan sesuka kita, tidak pernah olahraga, tidur tidak teratur ? Tentu kita sudah tahu jawabannya.

Mungkin itu sedikit gambaran agar kita selalu mensyukuri hidup kita. Tidak ada di dunia ini yang sama persis seperti kita, sekalipun anak kembar tetap ada hal yang membedakannya. Kita adalah pribadi yang unik. Yang sudah diciptakan Tuhan dengan suatu maksud agar kita beguna bagi orang lain. Tak ada gunanya membandingkan diri kita dengan orang lain jika hanya untuk menyakiti diri kita sendiri. Tak ada gunanya kita iri hati dan dengki. Akan lebih baik jika kita menggali potensi diri yang telah kita punyai dan membagikannya kepada orang lain. Bisa jadi orang lain yang ingin menjadi seperti kita tapi kita tidak pernah tahu, ya kan ?

Kembali kepada rumput, akan lebih baik lagi jika kita bertanya langsung ke pemilik rumput kenapa kok bisa hijau rumputnya. Kita akan mendapat banyak ilmu dan mulai memperbaharui cara kita merawat rumput. Jadi, kita ciptakan kata “Rumputku Lebih Hijau Dari Tetangga”. Lebih baik bukan ?

Sumber : Blog Penulis http://angananganku.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun