                                             Sumber : Dokumentasi Panitia Apresiasi GTK 2023
Terkejut luar biasa, adalah kalimat yang cocok untuk merepresentasikan, malam Penganugrahan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan 2023, yang di laksanakan di Jakarta oleh Kemdikbudristek. (24 November)
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mendukung hingga ke tingkat nasional.
Lolos di tingkat provinsi dengan mendapatkan posisi 1 diluar dugaan, karena pendaftaran dilakukan 5 jam sebelum penutupan.
Namun, proses dan perjuangan yang panjang sejak 2013 di wilayah 3T, Papua hingga ke Kabupaten Sintang, Prov. Kalimantan Barat, mengajarkan penulis ber "mindset" pantang menyerah dengan ragam ide.
Membawa materi perjuangan mencari keadilan di 3T bersama guru dan anak didik adalah fokus penulis. Ragam alat peraga di laboratorium sains adalah pilihan utama yang dibawa ke depan dewan juri.
Ruang sidang menjadi saksi, bahan praktikum dalam bentuk miniatur, perlengkapan dokter kecil dan alper peredaran darah, yang di desikasikan pada seorang murid yang telah tiada akibat kebocoran jantung.
Mendedikasikan diri dengan mengorbankan ragam hal sepertinya menjadi lumrah. Waktu, pemikiran, tenaga, materi, resiko keselamatan hingga ancaman akan nyawa.
Namun, semua seperti air mengalir, karena ada 1 alasan yakni " mencintai profesi guru dan anak-anak didik" serta berusaha menyanggupi sumpah jabatan ASN agar bekerja dengan jujur dan mengutamakan kepentingan umum.
Menjadi salah satu dari 5 terbaik Guru Berdedikasi jenjang SD Tingkat Nasional 2023, menjadi tanggung-jawab moral yang diamanahkan.
Ditengah perjuangan saat ini, Yang Maha Kuasa Memberi kado istimewa yang tidak pernah terduga.
Bahagia yang luar biasa saat membawa nama Provinsi Kalbar dan Kabupaten Sintang, meski perjuangan yang sudah habiskan tetesan air mata bak hujan yang deras dan telah mengering.
Bertemu Ibu Dirjen GTK, Direktur Dikdas, Menteri Pendidikan, Presiden Joko Widodo, Menteri Agama, dan 7500 guru dari Sabang sampai Merauke, menambah energi baru dalam memperjuangkan "sesuatu yang pernah dimiliki guru, namun hilang bak di telan bumi.
Itulah perjuangan bersama Guru Sintang, (2023) memperjuangkan TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) yang dihapus secara tiba-tiba serta tunjangan khusus yang hilang 1 tahun di 2022.
Hingga mendatangkan Dirjen GTK Kemdikbudristek ke Kab. Sintang. Â Namun, hingga saat ini masih berputar-putar di pemda, meski sebenarnya sudah disepakati membuat kriteria agar guru mendapatkan TPP kembali, tetapi penguasa merasa berkuasa sehingga membatalkan hasil audiensi yang telah ditetapkan dengan Dirjen GTK.
Hingga akhirnya, hal ini masuk ke Kemendagri dan dalam pemrosesan.
Semoga menjadi pelajaran berharga bagi pemangku kepentingan. Berani berbuat, berani bertanggung-jawab.
Tidak lari dari masalah dan intimidasi sana-sini, seperti penulis yang semangat berjuang, namun hendak "dikarungkan" oknum pejabat, karena meminta TPP dikaji ulang dan kembalikan kepada guru.
Sebab regulasi dan bukti kenaikan sudah mematahkan ragam alasan.
Meski serasa mustahil, tapi tidak ada yang tidak mungkin, Â seperti pesan yang disampaikan Bapak Presiden saat Perayaan Hari Guru Nasional di GBK, " Saya bisa menjadi Presiden karena BAPA/IBU GURU. Saya sangat menghormati guru. Guru bisa menciptakan ragam profesi yang dibina sejak dari sekolah dasar, tidak menutup kemungkinan orang yang diajarkannya adalah seorang gubernur atau presiden di kemudian hari.
Terima kasih untuk semuanya yang membantu dan berpartisipasi hingga saat ini atas perjuangan guru-guru di Sintang.
Terkhusus kepada Ibu Dirjen GTK, terima kasih atas dukungan yang luar biasa kepada guru-guru.
Penghargaan 5 terbaik guru berdesikasi dipersembahkan untuk Bapa/Ibu guru dimanapun berada.
Meski terlambat, penulis Ucapkan "Selamat Hari Guru".
