Honorer, Meski Gaji Tak Seberapa, Tetapi Kerja Luar Biasa
oleh: Ibu Guru
Honorer adalah sebuah kata yang selalu menjadi sorotan. Karena hingga saat ini, menjadi fenomena yang menyita perhatian publik dan pemerintah.
Seperti kita ketahui, salah satu profesi yang memiliki banyak honorer adalah di bidang pendidikan.
Pemerintah telah melakukan ragam cara untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan honorer. Khususnya dalam hal kesejahteraan.
Misalnya, melalui proses seleksi honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
Pemerintah telah berhasil merekrut honorer dengan ragam proses sehingga banyak honorer yang lolos menjadi P3K. Kesejahteraan honorer saat menjadi P3K akan meningkat.
Namun, persoalannya saat ini adalah masih banyak honorer yang belum menjadi P3K atau PNS. Sehingga, kesejahteraannyapun masih minim.
Seperti kita ketahui, menjadi P3K memiliki ragam syarat dan proses yang harus dilalui. Kita selalu berharap agar proses rekrument P3K dapat berjalan lancar dan bisa dilalui oleh para honorer.
Karena jika kita telaah, perjuangan menjadi honor tidaklah mudah. Liku-liku dilalui dengan proses panjang.
Sebenarnya tidak ada kata yang mampu mewakili bagaimana perjuangan para honorer. Namun, hanya kata "Bersyukur dan Bertahan" yang sering terucap.
Jika dilihat dari kondisi kerja, honorer juga sama jam kerjanya dengan ASN. Contoh hononer di sekolah, tempat penulis mengajar.
Honorer tersebut mengajar di kelas 4 dan menjadi wali kelas. Mengajar full dari pagi sama seperti penulis yang mengajar di kelas 6.
Jam mengajarpun sama. Bahkan guru tersebut mendapat tambahan tugas sebagai guru pramuka, hanya dibayar Rp. 35.000 (1 x dalam 1 minggu). Beliau juga melatih peserta didik untuk upacara. Aktif di ragam kegiatan. Sehingga layak mendapatkan kesejahteraan yang wajar.
Namun, seperti kita ketahui bahwa honor yang diterima honorer tidaklah tinggi. Di sekolah penulis, honor dibayar Rp. 700.000/bulan. Diterima saat dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) salur keluar.
Biasanya honorer menerima honor satu kali dalam empat bulan. Para honorer harus menunggu honor tersebut untuk jangka waktu yang lama.
Sementara, biaya kebutuhan hidup tidaklah semua murah. Segala sesuatu membutuhkan biaya. Apalagi jika para honorer sudah berkeluarga. Pastinya Rp.700.000.00/bulan tidaklah cukup.
Honorer full masuk mengajar dari senin sampai sabtu dari jam 07.00 hingga 11.30, terkecuali di Hari Jumat. Sehingga jika ingin menambah kerja sampingan, harus cerdas dalam manajeman waktu. Agar bisa membagi waktu dengan pekerjaan di sekolah.
Karena jika honorer hanya mengandalkan gaji yang sedikit, sementara kerja yang luar biasa padat. Maka, akan sulit bertahan.
Semangat honor yang luar biasa bertahan adalah salah satu poin yang istimewa. Karena meski dengan keterbatasan, rekan honorer tetap melaksanakan tanggung jawab dengan baik.
Honorer merupakan pahlawan masa kini. Honorer, meski gaji tak seberapa, tetapi kerja luar biasa.
Semoga di masa yang akan datang pola rekrut honorer menjadi ASN lebih mudah. Karena honorer adalah insan yang tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Baikknya status kepegawaian tidak membedakan kesejahteraan. Karena setiap manusia berhak untuk sejahtera dan bahagia,
Untuk Dinas terkait yang mengurus honorer, lebih semangat lagi dalam memperjuangkan nasib honorer. Baik dalam memetakan kebutuhan honorer dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan honorer.
Karena selama ini, jika tidak ada honorer, maka keberlangsungan pendidikan akan tergangu. Mari semakin peduli dengan nasib rekan honor. Lewat pemberian infomasi dan motivasi.
Terima kasih untuk rekan honorer yang luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H