Honor Inspiratif Sekolah Pelosok, Kami akan Mengenangmu
oleh: Julia R. S. Banurea
Hari aku pura-pura tegar di depan mantan guru honor sekolah. Karena ibu guru cerdas itu akan pergi meninggalkan sekolah.
Sambil menangis sesunggukan, dia berkata, "terima kasih ilmu IT-nya Bu", ternyata ilmu tentang teknologi itu sangat penting.
Refleks aku ingat, ketika kami belajar bersama materi komputer. Tiap pulang sekolah, kami belajar cara mengetik di Microsoft Word, Power Point dan Excel.
Beliau menggajiku dengan sayuran, seperti sayur daun ubi, labu (prenggi), pisang dan lainnya.
Ibu Guru itu bernama Maria Fatimah, mengajar di kelas 1 SD. Kami adalah rekan kerja di SD N 06 Ransi Dakan, Kab.Sintang.
Beliau adalah tipe guru yang tidak henti untuk terus belajar dan bertanya. Membuat rekan kerja yang lain, semangat untuk belajar.
Kerja keras membuahkan hasil. Keterbatasan pemicu keberhasilan. Kalimat yang tepat untuk disematkan padanya. Â
Aku juga teringat, ketika pagi hari beliau datang terlambat ke sekolah dengan lemas. Ternyata, sebelum kesekolah, "menoreh" atau mengambil getah karet di kebun/hutan pada subuh hari.
Beliau mengatakan hasil torehan karet dijual untuk menambah uang belanja sehari-hari. Karena honor dari sekolah, tidak cukup untuk bertahan.
Walaupun dengan honor yang sangat minim, beliau tetap bekerja dengan profesional. Beliau bersedia bekerja seiklasnya meskipun terkadang hanya menerima ungkapan "terimkasih".
Kini, Ibu Guru yang dulunya honor, lulus menjadi guru ASN P3K.
Kami melihat kerja keras yang luar biasa dilakukan beliau saat mengajar dan berjuang menjadi ASN P3K.
Kesabaran yang tinggi menjadi nilai yang tidak bisa dipisahkan, dari Ibu Guru asli Desa Ransi Dakan ini. Terlebih lagi, saat kami berdua terkena kasus hangus dan tidak munculnya tunjangan khusus di daerah terpencil.
Perjuangan yang panjang kami lalui bersama hingga akhirnya, tunjangan khusus terbit kembali.
Begitu juga perjuangan melalui perlombaan di bidang sains, yang membawa siswa-siswi kelas 5 menjadi finalis tingkat nasional. Kami berusaha membawa siswa-siswi ke Kabupaten Sintang, karena sinyal tidak ada di desa/sekolah.
Empat tahun telah dilalui beliau dengan dedikasi yang tinggi. Tidak mengeluh bekerja. Hari ini adalah hari perpisahan yang sejujurnya tidak kami kehendaki. Karena sebenarnya kami membutuhkannya.
Namun kondisi berkata lain, beliau ditugaskan di Kecamatan Tempunak menjadi guru IPA SMP.
Tangisan air mata mengakhiri perpisahan kami dengan guru inspiratif ini. Semoga bisa menemukan rekan guru baik hati sepertimu Ibu Maria.
Dari kami civitas SD N 06 Ransi Dakan, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H