Flyer KBMN gel 28 Materi Ke-18 -Sumber Tim Soli
"Diksi, Power Menghidupkan Tulisan"
oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd,Gr.
SD N 06 Ransi Dakan Kabupaten Sintang
Â
      Tulisan akan tampak lebih indah jika memuat kata-kata yang yang syarat makna, berarti dan mendalam.
      Rasa penasaran pembaca akan muncul ketika melihat tulisan yang berisi diksi kata yang menarik.
      Seni bahasa mengandung ragam materi tentang cara memperindah tulisan dengan diksi kata, idiom, majas, perumpamaan,  makna denotatif dan konotatif.
      Materi pada artikel ini akan membahas diksi kata, sebagai power dalam menghidupkan tulisan. Sehingga tercipta tulisan yang indah dan syarat makna.
     Dictionem berasal dari bahasa latin, diartikan ke Bahasa Indonesia sebagai diksi. Diksi adalah pilihan kata. Artinya pilihan kata secara ekspresif.
     Ilmuan Yunani, Aristoteles mengenalkan diksi sebagai representasi menulis indah. Gagasan ini dikembangkan fungsinya. Diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair dalam menulis puisi, namun untuk karangan bebas dengan ragam genre-nya masing-masing.
      Diksi sangat penting karena keindahan atas sebuah kata yang tidak dapat tereja oleh bibir. Diksi kata seperti penyinar tulisan agar memiliki power dan menarik untuk dibaca.
Ada lima pola dalam pengembangan diksi kata.
a. Sense of touch Â
Melibatkan indera peraba. Â (tepatnya menceritakan segala sesuatu yang kita rasa dengan menyentuh atau tidak menyentuh)
Contoh:
Dekapan malam telah memisahkanku dengan petang
Mempertemukanku dengan sang bulan dan bintang
Angin kencang mendesir di kulit tubuh ini
Seakan menyuruhku tertidur dalam lelap malam
Tiada henti menerpa, matapun terpejam meraih mimpi
Yang kelak dipercaya akan tercapai
b. Sense of smellÂ
Melibatkan indra penciuman . (tulisan menjadi lebih beraroma)
 Contoh:
Meski berduri, bunga mawar semerbak mewangi
Seperti dirimu yang datang dengan aroma yang pasti
Penuh kekuatan dan percaya diri
Menjajaki hari dengan motivasi
Perkuat langkah agar hidup lebih berarti
     Â
c. Sense of taste
Melibatkan indra perasa.( menggambarkan suatu rasa atau sesuatu yang terecap di lidah)
Contoh:
Air kehidupan
Meski terasa tawar
Kamulah kunci hidupku bertahan
Tiada hari lepas tanpa cita rasamu
Membantu dahagaku lenyap
Menyegarkan hidup yang telasa berat
d. Sense of sight
Melibatkan indra penglihatan. (menggambarkan tulisan dengan membuat pembaca seolah-olah melihat apa yang penulis lakuka  seperti bentuk, ukuran, dan kondisinya)
Contoh:
Cantikmu tiada bandingan
Senyummu indah menyapa dunia
Berjalan elok di singgasana
Meski beda terpampang nyata
Jelita hatimu tiada tara
e. Sense of hearing
Melibatkan pendengaran. (menggambarkan isi tulisan dengan sesuatu yang tidak terdengar menjadi terdengar).
contoh:
Angin berbisik padaku
Akan ada pelangi setelah hujan badai
Akan ada kedamaian setelah seteru
Menderu di rentang waktu
Menjadikan janji sebagai ikrar
Tapi ternodai dengan kepalsuan
Kini angin nyata berbisik lembut
Bahwa pelangi akan segera muncul
Mendamaikan kami dalam ruang
Menjajaki waktu dengan tenang
Pemilihan diksi kata yang tepat adalah power dalam sebuah tulisan. Power tersebut akan menghidupkan tulisan menjadi lebih mempesona. Membuat pembaca terbuai dalam indahnya kata. Sehingga para penulis sebaikknya lebih sering menggunakan diksi kata yang indah sehingga tulisan menjadi lebih bermakna.
Penulis bisa memilih diksi dengan ragam cara seperti banyak membaca, menggunakan kamus Bahasa Indonesia, memperdalam perumpamaan, memilih kata-kata yang bisa di terima publik baik kolaborasi denotasi dan konotasi.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Salam literasi...
Dari guru pelosok Sintang, Kalbar, Februari 2023
Referensi:
Materi Pertemuan ke-18 (Kelas Belajar Menulis Nusantara)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H