Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diksi, Power Menghidupkan Tulisan

19 Februari 2023   23:11 Diperbarui: 19 Februari 2023   23:30 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok patihanbelajarmenulis.blogspot.com

    Flyer KBMN gel 28 Materi Ke-18 -Sumber Tim Soli


"Diksi, Power Menghidupkan Tulisan"

oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd,Gr.

SD N 06 Ransi Dakan Kabupaten Sintang

 

           Tulisan akan tampak lebih indah jika memuat kata-kata yang yang syarat makna, berarti dan mendalam.

           Rasa penasaran pembaca akan muncul ketika melihat tulisan yang berisi diksi kata yang menarik.

           Seni bahasa mengandung ragam materi tentang cara memperindah tulisan dengan diksi kata, idiom, majas, perumpamaan,  makna denotatif dan konotatif.

           Materi pada artikel ini akan membahas diksi kata, sebagai power dalam menghidupkan tulisan. Sehingga tercipta tulisan yang indah dan syarat makna.

          Dictionem berasal dari bahasa latin, diartikan ke Bahasa Indonesia sebagai diksi. Diksi adalah pilihan kata. Artinya pilihan kata secara ekspresif.

          Ilmuan Yunani, Aristoteles mengenalkan diksi sebagai representasi menulis indah. Gagasan ini dikembangkan fungsinya. Diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair dalam menulis puisi, namun untuk karangan bebas dengan ragam genre-nya masing-masing.

            Diksi sangat penting karena keindahan atas sebuah kata yang tidak dapat tereja oleh bibir. Diksi kata seperti penyinar tulisan agar memiliki power dan menarik untuk dibaca.

Ada lima pola dalam pengembangan diksi kata.

a. Sense of touch  

Melibatkan indera peraba.  (tepatnya menceritakan segala sesuatu yang kita rasa dengan menyentuh atau tidak menyentuh)

Contoh:

Dekapan malam telah memisahkanku dengan petang

Mempertemukanku dengan sang bulan dan bintang

Angin kencang mendesir di kulit tubuh ini

Seakan menyuruhku tertidur dalam lelap malam

Tiada henti menerpa, matapun terpejam meraih mimpi

Yang kelak dipercaya akan tercapai

b. Sense of smell 

Melibatkan indra penciuman . (tulisan menjadi lebih beraroma)

  Contoh:

Meski berduri, bunga mawar semerbak mewangi

Seperti dirimu yang datang dengan aroma yang pasti

Penuh kekuatan dan percaya diri

Menjajaki hari dengan motivasi

Perkuat langkah agar hidup lebih berarti

           

c. Sense of taste

Melibatkan indra perasa.( menggambarkan suatu rasa atau sesuatu yang terecap di lidah)

Contoh:

Air kehidupan

Meski terasa tawar

Kamulah kunci hidupku bertahan

Tiada hari lepas tanpa cita rasamu

Membantu dahagaku lenyap

Menyegarkan hidup yang telasa berat

d. Sense of sight

Melibatkan indra penglihatan. (menggambarkan tulisan dengan membuat pembaca seolah-olah melihat apa yang penulis lakuka  seperti bentuk, ukuran, dan kondisinya)

Contoh:

Cantikmu tiada bandingan

Senyummu indah menyapa dunia

Berjalan elok di singgasana

Meski beda terpampang nyata

Jelita hatimu tiada tara

e. Sense of hearing

Melibatkan pendengaran. (menggambarkan isi tulisan dengan sesuatu yang tidak terdengar menjadi terdengar).

contoh:

Angin berbisik padaku

Akan ada pelangi setelah hujan badai

Akan ada kedamaian setelah seteru

Menderu di rentang waktu

Menjadikan janji sebagai ikrar

Tapi ternodai dengan kepalsuan

Kini angin nyata berbisik lembut

Bahwa pelangi akan segera muncul

Mendamaikan kami dalam ruang

Menjajaki waktu dengan tenang

Pemilihan diksi kata yang tepat adalah power dalam sebuah tulisan. Power tersebut akan menghidupkan tulisan menjadi lebih mempesona. Membuat pembaca terbuai dalam indahnya kata. Sehingga para penulis sebaikknya lebih sering menggunakan diksi kata yang indah sehingga tulisan menjadi lebih bermakna.

Penulis bisa memilih diksi dengan ragam cara seperti banyak membaca, menggunakan kamus Bahasa Indonesia, memperdalam perumpamaan, memilih kata-kata yang bisa di terima publik baik kolaborasi denotasi dan konotasi.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Salam literasi...

Dari guru pelosok Sintang, Kalbar, Februari 2023

Referensi:

Materi Pertemuan ke-18 (Kelas Belajar Menulis Nusantara)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun