Mohon tunggu...
GURU MUDA
GURU MUDA Mohon Tunggu... Guru - GURU

Ketika keadaan tidak berpihak, maka tulisan adalah suara kecil yang mampu membantumu bertahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seorang Kyai Mengajariku bahwa Menulis itu Mudah

30 Januari 2023   01:03 Diperbarui: 30 Januari 2023   01:22 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer KBMN gel 28 Materi Kesembilan- Sumber: Tim Solid

 

    

“Seorang Kyai Mengajariku bahwa Menulis itu Mudah ” 


oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd,Gr.

SD N 06 Ransi Dakan Kabupaten Sintang


              Prof. Dr. Ngainun Naim, M.H.I. adalah seorang cendekiawan. Sebutan ini tepat disematkan kepada beliau. Karena beliau merupakan sosok dosen intelektual dalam menggunakan kecerdasannya mentransfer ilmu kepada siapapun.

            Saat pertama kali membaca curriculum vitae (cv) beliau, “mengesankan”. Kata itu yang muncul di pikiran. Karena beliau telah menulis 47 buku dengan ragam judul yang unik dan syarat manfaat. Guru besar termuda di angkatannya ini adalah seorang kyai yang humanis.

            Kelas Belajar Menulis Nusantara memilih kyai ini sebagai pemateri dengan judul “menulis itu mudah”. Sharing materi tersebut menjadi cakrawala baru dalam memotivasi diri untuk menulis.

              Diawal materi beliau menjelaskan, bahwa beliau hanya ingin mengajak peserta agar bisa menulis. Caranya satu: “dengan menulis”.

            Kyai cerdas ini menyampaikan bahwa kunci dalam menulis adalah:  (1). Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami (pengalaman hidup) sehari-hari itu sumber tulisan yang subur.

Kita akan mudah menuliskan karena kita menceritakan yang kita alami. Sisanya kita hanya memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.      

            Tulislah apa yang kita alami sehari-hari. Jangan takut salah atau jelek. “Takutlah jika tidak menulis”.  

(2). Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit. Hal itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran.  “Nulis ya nulis”.

Tuliskan saja apa yang ada didalam pikiran secara bebas.  Terus saja menulis. Setelah selesai menulis, tinggalkan tulisan tersebut. Simpan komputer dan jangan dibaca dulu.

 Cari suasa psikologis yang berbeda. Istilahnya diendapkan. Saat berbeda, misalnya menulis pagi, maka sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah.

Sebelum beliau mengunggah tulisan di blog, beliau membaca ulang tulisan tersebut. Dengan prinsip meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan beliau. Karena  tulisan adalah jejak kita.

 (3). Menulis tentang perjalanan.  Kita semua sangat sering melakukan perjalangan. Contoh, tiba di rumah pukul 18.20 dari Sungai Tebelian.  Hal-hal yang kita lakukan di perjalanan bisa kita tulis. Itu mudah karena kita menjalaninya.

            Kunci pamungkas menulis menurut kyai ini adalah menulis secara ngemil. Sedikit demi sedikit. Contoh untuk artikel jurnal, beliau hanya menargetkan satu paragraf. Sampai di kantor menulis di blog. 

           Menulis dilaksanakan setiap hari. Sehingga akan tercipta banyak tulisan. Beliau juga mengatakan bahwa cara melawan kesulitan adalah dengan “melakukan”.

           Lawan terbesar seorang penulis adalah dirinya sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dengan tulisan yang ditulis. Perlu perjuangan dan teruslah menulis.  

          Menulis itu adalah tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu editing. Tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambugkan yang tidak nyambung.

        Jika saat menulis masih kacau, tidak masalah. Kita dapat memperbaiki saat editing. Kualitas menulis akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan .

Jangan berhenti untuk menulis....

Kyai yang sangat menginspirasi

Salam Literasi dan Guru 3T

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun