"Honorer Kreatif, Belajar Aktif"
oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd, Gr
Learning goals (tujuan pembelajaran) dapat tercapai dengan ragam cara. Bisa mengunakan model, metode, strategi dan teknik pembelajaran, media ajar, serta alat peraga.
Sesuai dengan empat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan yakni, Â (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3) Learning to be, (4). Learning to live, guru dituntut untuk kreatif, kerja tekun, harus mampu dan mau meningkatkan kemampuan.
Kreativitas sangat diperlukan, agar tercipta pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran.
Baik di wilayah kota hingga pelosok diperlukan karakter inisiator. Sehingga mampu menciptakan pembelajaran student-centered.
Seperti hal di sekolah pelosok (3T), SD N 06 Ransi Dakan, Kec.Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Semua guru menjadi inisiator. Tak terkecuali guru honorer. Dua guru honorer sebagai wali kelas satu dan tiga, memiliki inisiatif dalam menggunakan bahan sekitar sebagai media ajar.
Berikut ini akan dijelaskan kreativitas guru-guru tersebut dalam menyampaikan materi. Yakni pelajaran Sosial Budaya dan Prakarya (SBdP) dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPkn). Materi "Membuat Hiasan Mozaik" dan "Mengenal Lambang Sila Kedua Sila Pancasila.
Materi ajar Tema 1 SBdP (KD 3.4 dan 4.4) kelas tiga, yakni membuat hiasan mozaik. Karya seni ini dapat meningkatkan kemampuan motorik, daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan serta kreativitas peserta didik.
Bahan yang digunakan untuk membuat mozaik adalah bahan-bahan di sekitar. Seperti biji-bijian dengan bentuk dan warna yang beragam. Contoh, jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras, daun nangka kering, daun pucuk merah dan rumput.