Mohon tunggu...
Juliarni Clarisa Rajagukguk
Juliarni Clarisa Rajagukguk Mohon Tunggu... Penulis - Guru - SMK - Teknik Instalasi Tenaga Listrik

My Artikel : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/circuit/article/view/14913/7744

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Studi tentang Interaksi Antara Polusi Suara dan Kesehatan Satwa Liar

9 September 2024   11:22 Diperbarui: 9 September 2024   12:39 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Interaksi Antara Polusi Suara dan Kesehatan Satwa Liar: Sebuah Studi

Polusi suara, sering kali diabaikan dalam perbincangan mengenai lingkungan, merupakan salah satu bentuk gangguan yang dapat berdampak serius pada ekosistem, terutama bagi satwa liar. Polusi suara, yang umumnya berasal dari aktivitas manusia seperti lalu lintas, industri, pembangunan, dan kegiatan rekreasi, menciptakan gangguan signifikan terhadap komunikasi, perilaku, dan kesejahteraan satwa liar.

 1. Pengaruh Polusi Suara terhadap Komunikasi Satwa Liar

Banyak spesies satwa liar, terutama burung, mamalia laut, dan serangga, sangat bergantung pada suara untuk berkomunikasi. Burung, misalnya, menggunakan kicauan untuk menarik pasangan, menandai wilayah, dan memperingatkan bahaya. Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba menggunakan gelombang suara untuk navigasi, komunikasi, dan berburu. Ketika polusi suara hadir, frekuensi dan intensitas suara buatan manusia dapat mengganggu atau menutupi suara alami satwa, menyebabkan kesulitan dalam mencari makanan, menemukan pasangan, atau menghindari predator.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa burung di daerah perkotaan harus mengubah nada dan frekuensi kicauan mereka agar dapat terdengar di atas kebisingan latar belakang. Perubahan ini dapat berdampak pada keberhasilan reproduksi mereka. Mamalia laut, yang sangat bergantung pada echolocation, juga mengalami masalah besar akibat kebisingan dari kapal dan pengeboran laut.

2. Dampak Polusi Suara pada Perilaku dan Fisiologi Satwa Liar

Polusi suara tidak hanya memengaruhi komunikasi, tetapi juga perilaku dan fisiologi satwa liar. Banyak hewan yang menunjukkan peningkatan tingkat stres saat terpapar kebisingan yang berlebihan. Penelitian pada mamalia darat menunjukkan bahwa kebisingan kronis dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon stres (kortisol), yang dalam jangka panjang dapat mengganggu fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi peluang bertahan hidup.

Pada beberapa spesies, kebisingan buatan dapat memicu perilaku menghindar. Misalnya, satwa liar di dekat jalan raya atau kawasan industri sering kali mengubah pola gerak mereka untuk menghindari area yang bising. Namun, ini sering kali menyebabkan hilangnya habitat yang ideal dan meningkatkan risiko kelaparan atau serangan predator. Di beberapa ekosistem laut, kebisingan dari sonar militer dan kegiatan industri telah terbukti menyebabkan mamalia laut seperti paus terdampar.

3. Efek pada Siklus Tidur dan Pemulihan Satwa Liar

Polusi suara juga dapat mengganggu siklus tidur satwa liar. Seperti halnya manusia, banyak hewan memerlukan tidur yang berkualitas untuk pemulihan dan menjaga kesehatan fisiologis. Kebisingan yang terus-menerus dapat menyebabkan gangguan tidur, yang pada gilirannya memengaruhi fungsi kognitif, koordinasi, dan kemampuan bertahan hidup satwa liar. Pada hewan nocturnal, suara buatan pada malam hari dapat mengganggu aktivitas pencarian makan dan pergerakan mereka, mengurangi kesempatan mereka untuk mendapatkan makanan.

4. Kesimpulan dan Langkah Mitigasi

Polusi suara memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan satwa liar, mulai dari gangguan komunikasi hingga peningkatan stres dan gangguan perilaku. Dalam upaya mitigasi, beberapa solusi telah diusulkan, termasuk pengurangan kebisingan di area sensitif, penggunaan teknologi yang lebih hening, serta perencanaan tata ruang yang mempertimbangkan kebutuhan ekosistem satwa liar. Peningkatan kesadaran tentang bahaya polusi suara juga penting dalam mengurangi dampaknya terhadap satwa liar.

Melalui penelitian lebih lanjut, diharapkan manusia dapat mengembangkan kebijakan yang lebih ramah lingkungan terkait pengelolaan kebisingan, baik di darat maupun di laut, untuk memastikan keseimbangan antara perkembangan manusia dan konservasi keanekaragaman hayati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun