Mohon tunggu...
Juliarni Clarisa Rajagukguk
Juliarni Clarisa Rajagukguk Mohon Tunggu... Penulis - Guru - SMK - Teknik Instalasi Tenaga Listrik

My Artikel : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/circuit/article/view/14913/7744

Selanjutnya

Tutup

Music

Musik dan Identitas Gender

24 Agustus 2024   15:26 Diperbarui: 24 Agustus 2024   15:28 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Musik, sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya yang paling universal, memiliki peran penting dalam membentuk identitas individu dan kelompok, termasuk identitas gender. Musik tidak hanya mencerminkan nilai-nilai sosial, tetapi juga menjadi media untuk mengungkapkan dan membentuk persepsi tentang gender.

 1. Musik Sebagai Cerminan Identitas Gender

Musik sering kali mencerminkan norma-norma gender yang berlaku dalam masyarakat. Genre musik tertentu sering diasosiasikan dengan gender tertentu, misalnya heavy metal atau rap dengan maskulinitas, sementara pop atau R&B cenderung diasosiasikan dengan feminitas. Hal ini tidak hanya terjadi dalam lirik lagu, tetapi juga dalam penampilan artis, gaya bernyanyi, dan audiens yang menggemari genre tersebut.

Sebagai contoh, dalam sejarah rock, ada persepsi bahwa genre ini lebih didominasi oleh pria, baik sebagai artis maupun pendengar. Sementara itu, genre seperti pop dan dance sering kali lebih terbuka bagi wanita baik dalam hal partisipasi maupun representasi.

2. Representasi Gender dalam Musik

Musik telah lama menjadi media untuk mengeksplorasi dan menantang stereotip gender. Artis-artis seperti David Bowie, Prince, Madonna, hingga Lady Gaga terkenal karena cara mereka memainkan identitas gender yang cair dan menantang norma-norma tradisional. Mereka menggunakan musik, penampilan, dan perilaku mereka untuk mengekspresikan identitas yang kompleks dan tidak terbatas oleh kategori gender konvensional.

Namun, di sisi lain, musik juga bisa memperkuat stereotip gender. Lirik-lirik dalam beberapa genre, seperti hip-hop atau pop, kadang-kadang menggambarkan perempuan secara objektifikasi atau mengukuhkan peran gender tradisional. Ini bisa memiliki dampak pada cara pendengar, terutama yang muda, membentuk pemahaman mereka tentang gender dan relasi gender.

3. Musik dan Perjuangan Gender

Musik juga telah menjadi alat penting dalam perjuangan untuk kesetaraan gender. Lagu-lagu protes dan gerakan musik sering kali muncul sebagai respons terhadap ketidakadilan gender. Misalnya, musik folk pada era 1960-an di Amerika Serikat sering digunakan untuk mendukung gerakan hak-hak sipil, termasuk hak-hak perempuan. Lebih baru lagi, gerakan #MeToo telah menginspirasi sejumlah lagu yang menentang kekerasan seksual dan mendukung hak-hak perempuan.

Selain itu, ada juga genre-genre tertentu seperti punk feminis (riot grrrl) yang secara eksplisit menantang patriarki dan memperjuangkan ruang bagi perempuan dalam dunia musik yang sering kali didominasi pria.

4. Identitas Gender yang Cair dalam Musik Kontemporer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun