Meskipun Dewey telah meninggal pada tahun 1952, pengaruhnya masih terasa kuat di dunia pendidikan. Pemikiran-pemikirannya terus mengilhami diskusi dan reformasi dalam pendidikan, terutama sehubungan dengan pengembangan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan partisipasi aktif dalam masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa Dewey tidak hanya seorang teoretikus, tetapi juga seorang praktisi. Melalui pendirian Laboratorium Sekolah Universitas Chicago dan eksperimennya dalam pendidikan, ia membuktikan secara konkret efektivitas ide-idenya. Laboratorium Sekolahnya menjadi contoh bagi banyak pendekatan pendidikan progresif yang diterapkan di seluruh dunia.
Selain pendidikan, Dewey juga aktif dalam berbagai gerakan sosial dan politik. Dia memandang pendidikan sebagai alat untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan demokratis. Pemikirannya tentang peran pendidikan dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab terus menjadi dasar bagi upaya membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadilan.
Dengan kata lain, warisan John Dewey bukan hanya tentang bagaimana kita mengajar dan belajar, tetapi juga tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi kekuatan transformasional dalam mewujudkan perubahan positif dalam masyarakat. Ide-idenya yang revolusioner terus memberikan inspirasi bagi para pendidik, peneliti, dan pembuat kebijakan untuk mencari cara-cara inovatif dalam membentuk masa depan pendidikan dan masyarakat.
Pada akhir hayatnya, Dewey terus mengamati perkembangan pendidikan dan menyoroti perlunya terus beradaptasi dengan perubahan sosial dan teknologis. Visinya tentang pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan dan dinamika masyarakat masih relevan hingga saat ini.
Pengaruh Dewey juga merambah ke berbagai tingkat pendidikan, dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Pendidikan progresifnya menekankan pada pentingnya menggabungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, menciptakan hubungan yang bermakna antara teori dan praktek.
Para pendidik masa kini sering kali merujuk pada gagasan-gagasan Dewey dalam merancang kurikulum yang mencerminkan kebutuhan siswa, mempromosikan keterlibatan aktif, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi dunia modern. Selain itu, Dewey juga menggarisbawahi pentingnya pendidikan karakter dan moral dalam melibatkan siswa sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab.
Sebagai ikon pendidikan, karya-karya Dewey terus menjadi bahan bacaan yang penting di perguruan tinggi dan institusi pendidikan. Dalam sebuah dunia yang terus berubah, pemikiran dan prinsip-prinsipnya mengingatkan kita untuk terus menerus mengevaluasi dan memperbarui pendekatan pendidikan agar tetap relevan dan efektif.
Dengan demikian, warisan John Dewey bukan hanya sebagai sejarah pendidikan, tetapi sebagai sumber inspirasi yang terus memandu kita dalam mencapai pendidikan yang berkualitas dan berorientasi pada perkembangan holistik individu serta masyarakat.
Penting untuk dicatat bahwa pengaruh Dewey tidak hanya terbatas pada konteks Amerika Serikat, tetapi juga merambah ke seluruh dunia. Pemikiran progresifnya telah menginspirasi berbagai model pendidikan di berbagai negara, memicu perubahan dalam pendekatan pengajaran dan pembelajaran.
Banyak program pendidikan di seluruh dunia mencerminkan nilai-nilai inti yang dipromosikan oleh Dewey, seperti kolaborasi, kreativitas, dan partisipasi aktif. Konsep belajar melalui pengalaman dan penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan sehari-hari terus menjadi landasan bagi reformasi pendidikan.