Mohon tunggu...
Juliarni Clarisa Rajagukguk
Juliarni Clarisa Rajagukguk Mohon Tunggu... Penulis - Guru - SMK - Teknik Instalasi Tenaga Listrik

My Artikel : https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/circuit/article/view/14913/7744

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Sang Pecandu Kopi

25 April 2023   21:03 Diperbarui: 25 April 2023   21:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, Dodi terbangun dengan mata yang masih terpejam. Dia merasakan tubuhnya lemas, hampir tak kuasa untuk bangkit dari tempat tidurnya. Tapi ketika mencium aroma kopi yang menyengat, semangatnya tiba-tiba muncul. Dodi memulai hari-harinya dengan secangkir kopi hitam pekat.

Setelah menikmati segelas kopi, Dodi segera bergegas. Hari ini adalah hari istimewa baginya, dia akan pergi ke kota lain untuk mencicipi kopi-kopi terbaik yang ada di sana. Dodi adalah seorang pecandu kopi sejati, dan sudah berkali-kali dia melakukan perjalanan semacam ini.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan yang sangat dinantikan oleh Dodi. Dia telah merencanakan rute perjalanan dan juga kafe-kafe yang akan dia kunjungi. Dalam perjalanannya, Dodi melewati hamparan sawah dan juga gunung yang menjulang tinggi. Setelah beberapa jam berjalan, Dodi akhirnya tiba di kota yang dia tuju.

Di kota ini, Dodi merencanakan untuk mengunjungi tiga kafe yang telah dia teliti sebelumnya. Kafe pertama adalah kafe kecil yang terletak di sudut jalan. Dodi memesan secangkir kopi hitam dan duduk di sebuah meja di sudut kafe. Dia menikmati kopi tersebut dengan lambat, mencicipi setiap rasa yang ada di dalamnya.

Kafe kedua yang Dodi kunjungi adalah kafe yang lebih besar dan modern. Dodi memesan cappuccino yang dihiasi dengan latte art yang indah. Dodi merasakan cappuccino tersebut dengan hati-hati, mencoba menangkap setiap rasa yang ada di dalamnya.

Kafe ketiga yang Dodi kunjungi adalah kafe yang terkenal dengan kopi-kopinya yang langka dan mahal. Dodi memesan secangkir kopi dari biji kopi yang diambil dari perkebunan kopi tertentu di Afrika. Dodi merasakan kopi tersebut dengan hati-hati, mencoba menangkap aroma dan rasa yang begitu khas dari biji kopi tersebut.

Setelah mengunjungi tiga kafe, Dodi merasa puas dengan perjalanannya. Dia menyadari betapa banyak rasa dan aroma yang bisa dihasilkan dari biji kopi yang sama. Dia juga menyadari bahwa kopi bukan hanya minuman biasa, tapi juga bisa menjadi sebuah karya seni.

Dodi kembali ke rumah dengan perasaan senang dan puas. Dia tahu bahwa kopi akan selalu menjadi sahabatnya, menemani hari-harinya dan memberikan inspirasi bagi hidupnya. Bagi Dodi, perjalanan pecandu kopi tidak pernah berakhir. Selalu ada kafe-kafe baru yang menunggu untuk dia kunjungi dan kopi-kopi baru yang menunggu untuk dia cicipi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun