a) Kondisi kesehatan
Kesehatan yang baik mendorong emosi yang menyenangkan
menjadi domina, sedangkan kesehatan yang buruk menyebabkan emosi
yang tidak menyenangkan menjadi dominan.
b) Suasana rumahÂ
ika anak-anak tumbuh dalam lingkungan rumah yang lebih
banyak berisi kebahagiaan dan apabila pertengkaran, kecemburuan,
dendam, dan perasaan lain yang tidak menyenangkan diusahakan sedikit
mungkin maka anak akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk
menjadi anak yang bahagia.
c) Cara mendidik anak
Mendidik anak secara otoriter, yang menggunakan metode
hukuman untuk memperkuat kepatuhan secara ketat, akan mendorong
emosi yang tidak menyenangkan menjadi dominan. Cara mendidik anak
yang bersifat demokratis dan permisif akan menimbulkan siasana rumah
yang lebih santai (relax) yang akan menunjang bagi ekspresi emosi yang
menyenangkan.
d) Hubungan dengan para anggota keluarga
Hubungan yang tidak rukun dengan orang tua atau saudara akan
lebih banyak menimbulkan kemarahan dan kecemburuan sehingga emosi
ini akan cenderung menguasai kehidupan anak dirumah.
e) Hubungan dengan teman sebaya
Jika anak diterima dengan baik oleh kelompok teman sebaya maka
emosi yang menyenangkan akan menjadi dominan padanya, sedangkan
jika anak ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman sebaya maka emosi
yang tidak menyenangkan akan menjadi dominan padanya.
f) Perlindungan yang berlebih-lebihan
Orang tua yang melindungi anak secara berlebihan (overprotektive)
yang hidup dalam prasangka bahaya terhadap segala sesuatu, akan
menimbulkan rasa takut pada anak menjadi dominan.
g) Aspirasi orang tua
Jika orang tua mempunyai aspirasi yang tinggi yang tidak realitis
bagi anak-anaknya, anak akan menjadi canggung, malu, dan merasa
bersalah apabila mereka menyadari kritik orang tua bahwa mereka tidak
dapat memenuhi harapan tersebut
h) Bimbingan
Bimbingan dengan titik berat pada penanaman pengertian bahwa
menglami frustrasi diperlukan sekali-kali dapat mencegah kemarahan dan
kebencian menjadi emosi yang dominan. Tanpa bimbingan semacam ini,
emosi tersebut akan menjadi dominan, terutama apabila frustrasi yang
dialami dirasakan tidak adil bagi seorang anak.
2. Kondisi yang Menunjang Timbulnya Emosionalitas Yang Meninggi