Mereka tertawa. “Ratih sayang,” kata Bobby lagi, ”Selimut kemesraan ini menjadi saksi, betapa kita saling mencintai. Tidak hanya saat kita dalam kondisi baik, tapi dalam keadaan apapun. Aku belajar menerima kamu apa adanya seperti kamu menerimaku. Kadang keluguanmu menjengkelkan sih, tapi kalau aku pikir secara mendalam, itulah kelebihanmu. Kau tidak macam-macam, polos orangnya dan taat pada suami. Aku sangat mencintamu.”
Selimut kemesraan itupun diletakkan Ratih di pinggir ranjang. Selimut itu telah menjadi saksi betapa cinta menjadi modal mereka saling menerima pasangan apa adanya, bukan ada apanya. Pertama kali malam itu Ratih tidur tanpa selimut kemesraan, dia langsung menerima pelukan hangat suaminya.
Note:
- mohon maaf jika ada nama dan peristiwa yang mirip, tidak ada kesengajaan. Semua Nama adalah samaran
- Bahan ini baik untuk pembelajaran bagi pasangan yang sedang mendapatkan konseling pranikah
- tulisan ini saya repost karena saat pertama kirim dari sebuah dusun di Bengkulu Minggu lalu, terbatas pembacanya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H