Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beda Psikiater, Psikolog dan Konselor

8 Februari 2012   03:42 Diperbarui: 3 Desember 2015   20:39 37751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja Sama dan Rujukan

Baik psikiater maupun psikolog memiliki hubungan yang erat dan saling bekerja sama. Karena masalah kejiwaan manusia tidak disebabkan oleh satu faktor saja tapi multi faktor yang saling mempengaruhi. Itu sebabnya mereka biasanya saling memerlukan agar permasalahan klien bisa diselesaikan secara menyeluruh. Misalnya gangguan skizofrenia atau depresi merupakan keahlian psikiater karena keduanya penyebab utamanya adalah faktor biologis dan perlu penanganan biologis. Sedangkan permasalahan sosial seperti keluarga dibantu proses konseling oleh seorang Psikolog atau Konselor.

Jika Anda pergi ke Psikiater dia akan merujuk Anda ke psikolog atau konselor jika ia merasa Anda memerlukan bantuan terapi yang sifatnya jangka panjang. Sebab obat sering hanya untuk jangka waktu tertentu saja, tetapi konsultasi bisa lebih panjang. Sebagai konselor kami bekerjasama dengan psikolog dan psikiater. Jika klien butuh psikotes, konselor merujuk klien ke seorang Psikolog. Termasuk konsultasi atau intervensi lanjutan dengan keahlian terapi khusus oleh Psikolog.

Jika klien dianggap membutuh obat karena ada halusinasi, gangguan tidur dsb, biasanya direfer ke seorang Psikiater. Sebab klien dengan kasus depresi berat tidak bisa dikonseling. Dia harus minum obat terlebih dahulu. Jika sudah tenang dan bisa berkomunikasi baik, baru bertemu dengan konselor atau Psikolog.

Semoga tulisan ini membukakan wawasan kita tentang ketiga profesi yang sangat penting dalam kesehatan jiwa masyarakat. Perlu pula kami tekankan, Jumlah rakyat yang bermasalah dengan kesehatan jiwa di tanah air sangat besar yakni sekitar 28 juta jiwa, dan diantaranya 13 juta dengan gangguan depresi. Di Kota besar malah angkanya 1 dari setiap 5 penduduk mengalami masalah kesehatan jiwa. Sayangnya jumlah ini tidak seimbang dengan ketersediaan jumlah psikiater, psikolog dan konselor. Nah, ini tantangan buat kaum muda memilih profesi yang lahannya sangat luas dan sangat dibutuhkan.

Semoga bermanfaat

@JuliantoPelikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun