Mohon tunggu...
Julianto Simanjuntak
Julianto Simanjuntak Mohon Tunggu... profesional -

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Comberan Dibalas Minyak Wangi

2 November 2011   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:10 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Julianto Simanjuntak**

Kasus:

Sepasang suami istri, sejak awal menikah selalu konflik. Sudah 16 tahun Bu Ani dan Pak Joni (samaran) mengarungi bahtera rumah tangga. Suami Ani punya kebiasaan buruk, mabuk dan memukul istrinya.

Kebiasaan minum alkohol itu bahkan sejak mereka pacaran. Itulah yang kadang terbersit penyesalan di hati Ani, mengapa dulu ia memaksakan diri menikah hanya karena hamil. Ortunya menentang pernikahan itu, tapi Ani merasa diri laksana malaekat yang bisa mengubah suaminya kelak. Terjerat dengan "savior syndrome".

Meski sempat menyesal, Ani memutuskan lebih sungguh mencari kehendak Tuhan, sambil beriman suatu hari doanya terkabul. Nasi sudah jadi bubur, kini dia belajar menjadikannya "bubur ayam" yang lezat.

Berkat bimbingan konselornya, Ani tetap memperlakukan Joni dengan baik meski kasar dan suka memukul. Menyediakan Joni makanan tepat waktu, menyiapkan sarapan kesukaannya, hingga setia melayani kebutuhan seks Joni kapan saja Joni butuhkan.

Setiap hari Ani  hanya bersyukur, dia tidak lagi meminta apapun. Doanya: "Terima kasih Tuhan untuk suamiku Joni, meski dia kasar, saya bersyukur untuk dia. Saya mohon berkatilah Joni. Apapun yang dia lakukan, saya akan tetap mencintai JonI seperti janjiku kepadaMu, Amin!"

Ani sadar, ini kesalahannya. Dia sudah memilih Joni, tak ada gunanya menyalahkan Joni atau masa lalu. Dia harus "menebus" dengan cara menjadi istri terbaik bagi joni yang kelakuannya buruk, sambil mengandalkan Tuhan dengan doa yang selalu bersyukur"

Sampai suatu hati, saat Joni pulang tengah malam, Joni marah-marah karena kalah judi. Ia malam itu tidak mabuk, hanya minum sedikit. Tapi saat Joni menamparnya, Ani tetap tenang. Saat Joni minta dilayani di tempat tidur, Ani melayaninya.

Joni, sontak sadar ada yang aneh dari istrinya. Joni berbisik, "Ani, mengapa kau tidak lagi membalas kemarahanku? Tapi kau tenang melayaniku...?" Ani menjawab, "Jon, kamu adalah suamiku, bagaimanapun keadaanmu kau tetap suamiku, dan aku mencintaimu."

Malam itu Roh Tuhan menjamah Joni, dia memeluk istrinya dan menangis. "Ani, maafkan aku sudah melukaimu. Merusak perkawinan kita selama ini. Aku suami yang buruk, tapi kau tetap baik kepadaku"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun