Mohon tunggu...
Julian Savero P.S
Julian Savero P.S Mohon Tunggu... Lainnya - Asisten Peneliti di Amanat Institute

Tertarik dalam mengamati dan menulis berbagai hal seputar kebijakan publik, politik demokrasi dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menuju 2024 dan 2025, antara Transisi Politik dan Transisi Energi

20 September 2021   16:35 Diperbarui: 20 September 2021   16:52 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitupula dengan transisi menuju politik terbarukan. Pada prinsipnya berusaha meninggalkan praktik-praktik buruk dari demokrasi prosedural salah satunya seperti politik transaksional, sehingga bisa menghasilkan demokrasi yang berkualitas.

Dalam skenario terbaik, di tahun 2025 Indonesia bisa mencapai bauran EBT di angka 23% yang disokong dengan mengurangi penggunaan energi fosil dan memperbanyak sumber energi alternatif. Kemudian pada Pemilu 2024, praktik politik transaksional mulai ditinggalkan dengan dengan salah satu caranya membatasi dana kampanye. Sehingga di tahun 2050 Indonesia sudah mencapai bauran EBT di angka 70% dengan kasus korupsi yang perlahan lenyap.

Bumi memang semakin panas, dan masyarakat global telah berusaha memperlambatnya. Politik dalam negeri selalu panas, dan sebagai warga negara kita harus mendukung upaya cooling down tensi politik yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun