Seringkali komunitas lokal yang ada di sekitar wilayah perusahaan diperhatikan secara minimal. Pengeluaran untuk pembangunan masyarakat terkadang hanya bersifat formalitas tanpa dilandasi semangat untuk memandirikan masyarakat dan berderma dengan memberikan sumbangan-sumbangan pada perayaan-perayaan tertentu di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan.
Pada perkembangan selanjutnya setelah era tahun 1990-an sampai saat ini, mulai tampak adanya kepedulian terhadap komunitas sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan dari komunitas-komunitas disekitar perusahaan. Perusahaan diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan sosial komunitas disekitarnya.Â
Pembangunan yang merupakan perhatian untuk mengatasi tuntutan dengan memperhatikan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan hak-hak komunitas lokal. Pada masa sekarang keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh  adanya perhatian terhadap lingkungan sosial terhadap komunitas di daerah beroperasinya perusahaan.
Perkembangan atas pelaksanaan prinsip Corporate Social Responsibility ini  yaitu Corporate Social Audit, dimana audit perusahaan seharusnya diperluas untuk melibatkan tidak hanya audit kesehatan finansial perusahaan tetapi juga kesehatan moral.Â
Audit ini menguji bagaimana karyawan taat pada kode etik perusahaan dan bagaimana perusahaan bertanggung jawab secara sosial, konsep ini yang kemudian melandasi berkembangnya ide mengenai akuntansi sosial (social accounting), yang diterapkan pada perusahaan sehingga dituntut adanya regulasi kebijakan dari pemerintah.Â
Hasil-hasil penelitian empiris juga membuktikan bahwa urgensi dari CSR mendorong perusahaan-perusahaan yang ada didunia seperti Amerika (USA& Canada), Eropa (Denmark, Belanda, Ingris, Prancis Swiss) dan Asia (Australia) untuk melakukan pengukuran (measurement), pengakuan (recognize) dan pengungkapan (disclosure). Salah satu studi yang dilakukan oleh Adam, et. al, di enam negara Eropa yaitu Denmark, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis dan Swiss menunjukkan bahwa praktek pengungkapan sosial merupakan hal yang lazim dalam laporan tahunan perusahaan.
Lebih rinci lagi, pelaporan tanggung jawab sosial (social responsibility reporting) berkaitan dengan usaha untuk memberikan gambaran menyeluruh (comprehensive) mengenai interaksi perusahaan dengan lingkungannya, beberapa negara dan organisasi tertentu membuat peraturan khusus mengenai perlindungan lingkungan dan membuat rating bagi perusahaan yang sesuai dengan ketentuan baik dan buruk, selain itu rating dan rangking yang dibuat berkaitan juga dengan emisi dan litigation juga memperluas cakupannya dengan memasukan etika sebagai dasar dari tanggung jawab lingkungan.Â
Isu mengenai CSR dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan dan pasar semakin meningkat setelah Markowitz menggunakan reputasi untuk menilai tanggung jawab sosial bagi perusahaan. Tetapi sampai sekarang masih terdapat hasil yang berbeda, beberapa penelitian menunjukan hubungan yang positif tetapi sebagian yang lain menunjukan hubungan yang negatif.Â
Selain itu juga terdapat penelitian yang menunjukan tidak adanya hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja ekonomi, sebagian hasil penelitian lainnya mengindikasikan bahwa pengungkapan informasi mengenai catatan pengendalian polusi mendorong investor untuk bereaksi seperti yang direfleksikan dalam pergerakan harga saham.
Spicer menyatakan bahwa perusahaan mulai mempertimbangkan tanggung jawab sosial karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap tanggung jawab sosial mempengaruhi persepsi dan keputusan investor. Perhatian perusahaan pada tanggung jawab sosialnya dianggap dapat meningkatkan kepercayaan investor karena dapat mengurangi investasi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H