Lebih parah lagi, kenaikan harga BBM bisa menyebabkan inflasi apalagi pemerintah tidak bisa menjaga kestabilan inflasi dan daya beli masyarakat. Salah satunya melalui pemberian bantuan tunai --berupa bansos atau subsidi--kepada masyarakat kurang mampu dengan tepat waktu dan tepat sasaran.
Salah satu faktor penyebab inflasi adalah meningkatnya biaya produksi (Cosh Push Inflation). Hal ini disebabkan karena adanya dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus menerus.
Untuk menekan agar inflasi terkendali akibat kenaikan harga BBM ini, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis yang dianggap sebagai solusi tepat, diantranya:Â
- Perluasan kerjasama antar adaerah untuk menjaga ketersediaan suplai komoditas, terutama daerah yang mengalami surplus dan defisit produksi pangan.
- Pemerintah melakukan operasi pasar dengan melibatkan stakeholders terkait untuk memastikan keterjangkauan harga di masyarakat.Â
- pemanfaatan platform perdagangan digital untuk mempercepat proses distribusi.
- pemberian subsidi ongkos angkut sebagai bentuk dukungan untuk memerlancar distribusi.
- penggunaan belanja tidak terduga di APBD masing-masing daerah.
- memanfaatkan dana transfer umum (DAU dan DBH) sebesar 2% dialokasikan untuk meredam harga pangan.
Dari uraian tersebut, kesimpulannya bahwa pilihan untuk melakukan servis motor di bengkel resmi maupun bengkel pinggir jalan tak terlepas dari meningkatnya nilai harga barang dan jasa akibat kenaikan harga BBM.Â
Masyarakat akan mempertimbangkannya berdasakan kemampuan keuangan yang ada padanya, pilih bengkel resmi atau non resmi.Â
Mari, lihat kantong masing-masing!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H