Kemudian, "The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar" diterjemahkan oleh Burton Raffel (1970) dan "The Complete Poem of Chairil Anwar" diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang dan HB Jassin (1974).
Lainnya, "Feuer und Asche: Samtlice Gedichte Indonesisch/Deutsch" oleh Walter Karwath (1978) dan "The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar" oleh Burton Raffel (1993).
Ditambah lagi "Dalam Kumpulan "Poeti Indonezii (Penyair-Penyair Indonesia)" diterjemahkan oleh S. Semovolos (1959) dan "Dalam Kumpulan "Golosa Tryoh Tisyach Ostrovov (Suara Tiga Ribu Pulau)" terjemahan oleh Sergei Severtsev (1963).
Terakhir, "Dalam Kumpulan "Pokoryat Vishinu" (Bertakhta di Atasnya)" terjemahan Victor Pogadaev (2009).
Sudah sepatutnya ia selalu dikenang sepanjang masa seabad, karena Chairil Anwar dikenal sebagai penyair yang hidup dan matinya tidak bisa dipisahkan dari puisi Indonesia modern.Â
Sehingga ia dinobatkan sebagai pelopor angkatan 45 dalam Sastra Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H