Bisnis bidang pariwisata cukup ramai, hal terebut dipengaruhi peran media sosial dalam mempromosikan daerah-daerah tujuan wisata yang ada. Hal ini memberikan peluang bagi masyarakat untuk berbisnis di bidang pariwisata.
Produk bisnis yang dapat dikembangkan dalam hal ini seperti: jasa transportasi, pemandu wisata, akomodasi atau penginapan berbasis Syariat Islam, usaha kuliner dan jasa atau produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
- Komunitas/masyarakat
 Komunitas atau masyarakat berperan penting dalam pengembangan pariwisata. Peran tersebut dimulai dari perencanaan hingga implementasi pembangunan pariwisata.
Konsep community based tourism (CBT) menjelaskan peran masyarakat dalam pariwisata, yang ditempat sebagai aktor utama melalui pemberdayaan. Sehingga, prioritas manfaat kepariwisataan diperuntukkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat Sublussalam.
Hubungan yang tidak terpisahkan antara masyarakat hukum adat dan sumber daya alam, sebagai sarana dalam rangka mempertahankan, memelihara kehidupan dan identitas budaya sebagai aspek spiritual dan sumber kehidupan ekonomi.
Komunitas tersebut adalah masyarakat Subulussalam atau masyarakat hukum adat sebagai pemilik hak ulayat, kelompok-kelompok yang dibentuk seperti LSM, atau kelompok berdasarkan minat dan hobi, yang bertujuan mengeksplor dan mempromosikan kepariwisataan Kota Subulussalam.
Kelompok-kelompok tersebut berperan dalam memberikan ide, gagasan dan masukan kepada sektor potensial yang berperan penggerak sektor-sektor lainnya atau disebut dengan sektor pemimpin (leading sector).Â
- Media dan publikasi massa
Salah satu sektor dalam pengembangan pariwisata adalah media massa. Media massa sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi kebijakan serta sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat.
Peran media dan publikasinya sebagai pemekar (expander) yang berperan mendukung publikasi dalam promosi produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Subulussaam.
Media juga berfungsi untuk membangun brand image dari identitas suatu kepariwisataan. Orang lain jadi lebih mudah mengetahui informasi destinasi wisata.
Akses informasi itulah yang kemudian menjadi salah satu faktor pendukung bagi datangnya para kolaborator (stakeholders) lainnya sebagai aktor-aktor pengembangan sektor wisata di Subulussalam.