[caption id="" align="alignleft" width="289" caption="Keadilan Penilaian"][/caption]
Menaikkan nilai diarasa wajar memang untuk mengambil keputusan disaat mahasiswa dalam satu kelas tidak dapat mendapatkan nilai yang memuaskan. Namun hal tersebut akan membuat beberapa pihak merasa sangat dirugikan ketika proses penaikan nilai tersebut tidak setara atau adil. Karena itu hendaknya jika ingin menaikkan nilai tertentu harus didasarkan pada teknik-teknik tertentu.
Berikut ada beberapa teknik yang kiranya dapat dilakukan :
1. Menambahkan nilai yang sama pada setiap mahasiswa.
Cara ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah poin tertentu pada setiap mahasiswa. Misalkan setiap mahasiswa di tambahkan 10 poin dari total nilai. Jika mahasiswa tersebut mendapatkan nilai 71 setara dengan B, maka dengan nilai tersebut mahasiswa mendapatkan poin 81 atau setara dengan A. Jika mahasiswa mendapatkan nilai 62 dengan penambahan 10 poin akan menjadi 72 atau setara dengan B.
2. Menambakan nilai pada bidang2 tertentu yang muridnya mengalami kesulitan.
Cara ini dirasa akan sedikit sulit dilakukan dan hasilnya akan sama dengan cara yang pertama, ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan poin tertentu pada bagian dimana mahasiswa tersebut tidak begitu mampu. Misalkan mahasiswa A cakap dalam hal tugas-tugas dan Keaktifan/ partisipasi namun dalam hal ujian tertulis mengalami kendala maka poin dapat ditambahkan kebagian UTS/ UAS / Kuis. Mahasiswa B yang tidak terlalu suka tugas dan berdiam diri dikelas namun dalam ujian tulis bagus, naka poin dapat ditambahkan pada bagian tugas-tugas/ partisipasi.
3. Menurunkan Rata-Rata Konversi Nilai
Cara ini merupakan cara yang cukup banyak dilakukan oleh para dosen, yaitu dengan cara menurunkan rata_rata konversi nilai menjadi huruf :
Contoh :
Sebelum diturunkan Sesudah diturunkan Nilai A : 80 Nilai B : 70-79 Nilai C : 50-69 Nilai D : 40-49 Nilai E : < 40 Nilai A : 70 Nilai B : 60-69 Nilai C : 40-59 Nilai D : 30-39 Nilai E : < 30
Harapannya dengan ketiga metode diatas dapat membuat penilaian secara fair dan adil pada setiap mahasiswa.
Berikut contoh sistem penaikan nilai yang tidak adil.
1. Menyamaratakan nilai Ujian tengah maupun ujian akhir semester
Jika terjadi hal demikian maka akan sia-sia saja belajar dalam ujian dan dengan metode demikian mahasiswa akan mendapatkan yang bukan menjadi haknya.
2. Menyamaratakan nilai partisipasi dan Tugas-tugas
Kejadian ini adalah hal yang paling sering dilakukan oleh para pembuat keputusan. Tugas yang dikerjakan dengan sungguh-sunguh dan tugas yang hanya dikerjaan sebelah mata adalah sama sebab nilai UTS dan UAS rasanya bukan sesuatu yang mutlak untuk mengatakan kemampuan seseorang dalam mata pelajaran tertentu, oleh sebab itu tugas-tugas dirasa perlu pembedaan pada setiap mahasiswa dan dalam hal ini termasuk juga partisipasi dalam kelas.
3. Menyamaratakan nilai Kuis
Kasus ini jarang terjadi, namun jika ini terjadi ini menandakan ketiadak adilan dalam dunia pendidikan. Sebagaimana kita ketahui dalam dunia pendidikan mengajarkan dan melakukan tindakan adil adalah suatu hal yang sangat mutlak, sebab ketika salah satu pihak dirugikan atas keputusan yang dibuat menjadi suatu perbuatan yang melanggar norma.
Jika memang tidak mampu mengambil langkah-langkah yang cukup adil, hendaknya membiarkan nilai seperti apa adanya. Sebab ada berkata "Berbuat baik adalah baik jika dengan maksud baik dan menjunjung keadilan di dalam perbuatan baik"
Salam
Julianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H