A.PENDAHULUAN
Laporan ini terjadi karena adanya suatu masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya yaitu rendahnya kemampuan berhitung mereka sehingga dapat mempengaruhi penilaian dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Mohamd Bukhoiro Alwi dkk (2018), "Berhitung merupakan salah satu dari banyak kemampuan kognitif pada perkembangan anak yang sangat bermanfaat bagi kehidupan anak tersebut. Berhitung adalah proses memberikan pemahaman yang mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian angka-angka. Berhitung menurut Suriasumantri (2000: 204)Â adalah proses pengaturan pikiran yang dilakukan seseorang yang dimaksudkan agar mampu berpikir dengan teratur melalui kegiatan berhitung. Ada dua faktor yang menyebabkan peserta didik belum mampu berhitung, faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain, yaitu peserta didik kurang memiliki kemampuan dasar dan motivasi belajar berhitung. Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu penggunaan media atau alat peraga pembelajaran tidak mendukung atau kurang optimal."
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ilham, Rasiman & Mei (2021) dalam jurnal yang berjudul "Faktor Kesulitan Belajar Matematika Ditinjau dari Peserta Didik, menyatakan bahwa hasil wawancara dan angket pada guru dan enam peserta didik diperoleh data tentang kesulitan yang dialami peserta didik. Kesulitan yang terbanyak dikemukakan oleh peserta didik adalah karena kurang teliti. Peserta didik rata-rata telah mengetahui cara menghitung pembagian. Peserta didik sebagian besar mengalami kesulitan mengahfal pembagian antara 1-100. Peserta didik menghitung pembagian dengan cara pengurangan bersusun. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menghitung pembagian dengan bilangan besar. Hanya sebagian kecil peserta didik yang mampu menghitung pembagian dengan bilangan besar. Hasil wawancara dan angket pada guru dan enam peserta didik juga diperoleh data tentang faktor yang mempengaruhi kesulitan yang dialami peserta didik. Faktor yang paling banyak dikemukakan oleh peserta didik adalah karena mereka kurang teliti. Peserta didik telah melakukan diskusi dengan teman ketika mengerjakan. Peserta didik melihat tulisan di papan tulis dengan jelas. Mereka juga tidak merasa bosan ketika berada di dalam kelas.
Berdasarkan hasil dari kajian literatur didapatkan bahwa penyebab masalah dari kurang mampunya peserta didik dalam berhitung matematika secara tepat adalah :
1.Peserta didik kurang memiliki kemampuan dasar dalam berhitung.
2.Penggunaan alat peraga berhitung tidak mendukung atau kurang optimal.
3.Guru belum oprtimal dalam memberikan contoh proses penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga konkret  ataupun menggunakan teknologi
Problem based learning merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk menemukan materi sendiri, artinya proses belajar berorientasi pada pengalaman langsung dari kehidupan sehari-hari peserta didik di lingkungan sosial. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan dan masalah, melalui pengajuan situasi kehidupan nyata yang autentik dan bermakna, yang mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri, dengan menghindari jawaban sederhana, serta memungkinkan adanya berbagai macam solusi dari situasi tersebut (Esti, 2017 dalam kutipan Krisna, 2013:2).
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis melakukan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam mengatasi permasalahan diatas. Untuk meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik, penulis menggunakan metode Probem Based Learning (PBL) yang dilaksanakan di SDN 40 Sungai Kakap. Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, peserta didik akan termotivasi dalam menigkatkan kemampuan numerasinya.
B.PEMBAHASAN
 1. SITUASI
Selama kegiatan pembelajaran yang saya lakukan didalam kelas, saya sering menemukan peserta didik mengalami kesulitan dalam berhitung, khususnya ketika sedang belajar matematika. Ini tentunya menjadi sebuah permasalahan yang perlu diidentifikasi untuk mendapatkan solusi yang tepat bagi peserta didik. Kondisi yang menjadi latar belakang mengapa masalah ini bisa timbul adalah :
- Peserta ddik kurang memiliki kemampuan dasar dalam berhitung.
- Penggunaan alat peraga berhitung tidak mendukung atau kurang optimal.
- Guru belum oprtimal dalam memberikan contoh proses penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga konkret ataupun menggunakan teknologi.
- Peserta didik mengalami kesulitan berhitung ketika menggunakan bilangan besar.
- Peserta didik mengalami kesulitan ketika menghitung pengurangan /penjumlah bersusun.
- Guru belum optimal dalam memilih atau menerapkan metode yang menarik mengenai penjumlahan /pengurangan.
Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentunya menjadi suatu hal yang penting guna mendapatkan alternative solusi dari permasalahan yang dihadapi. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga bisa menjadi referensi bagi rekan guru-gur yang lain apabila menemukan permasalahan yang sama dengan yang saya hadapi.
Saya sebagai seorang guru tentu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang nyaman dan efektif bagi peserta didik saya. Menciptakan pembelajaran yang menarik dan inovatif yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sangat berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2.TANTANGAN
Untuk mencapai tujuan pembelajaran, tentunya saya juga melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu, saya juga melakukan konsultasi dan wawancara kepada kepala sekolah, rekan guru dan pakar tentang masalah yang saya hadapi. Hasil yang saya dapatkan adalah :
- Guru kurang berinovasi dalam menciptakan / membuat alat peraga berhitung.
- Peserta didik masih belum memiliki kemampuan dasar berhitung, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
- Guru tidak menggunakan media ajar berbasis teknologi yang dapat membantu pesert didik memahami konsep dasar perhitungan.
- Guru kurang menguasai metode yang menarik dalam pembelajaran matematika mengenai penjumlahan dan pengurangan.
- Penggunaan alat peraga dan benda konkret masih minim.
- Guru tidak menyajikan pembelajaran yang menarik tentang pengenalan lambang bilangan.
3.AKSI
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan sesuia dengan hasil wawancara yang telah dilakukan adalah :
- Guru kurang berinovasi dalam menciptakan / membuat alat peraga berhitung. (Guru dapat membeli/membuat alat peraga berhitung yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan peserta didik. Guru juga dapat menggunakan alat peraga dengan memanfaatkan benda-benda konkret yang ada disekilar lingkungan sekolah)
- Peserta didik masih belum memiliki kemampuan dasar berhitung, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. (Guru dapat melatih kemampuan dasar berhitung peserta didik dengan membimbing mereka bekerja sama dengan temannya yang lain. Guru dapat memfasilitasi diskusi yang mereka lakukan dengan mempersiapkan beberapa alat peraga yang bisa mereka pergunakan bersama. Guru berharap, peserta didik akan lebih percaya diri ketika berdiskusi dengan temannya)
- Guru tidak menggunakan media ajar berbasis teknologi yang dapat membantu pesert didik memahami konsep dasar perhitungan. (Guru dapat menayangkan vidio yang menarik tentang konsep perhitungan matematika. Guru juga dapat menjelaskan vidio tersebut dengan menggunakan benda-benda yang ada disekeliling mereka. Guru dapat mengajak peserta didik berhitung dengan dengan benda yang ada disekitar lingkungan sekolah, missal menghitung jumlah kelas, jumlah kursi dan lain sebagainya yang sesuai dengan materi yang sedang mereka pelajari).
- Guru kurang menguasai metode yang menarik dalam pembelajaran matematika mengenai penjumlahan dan pengurangan. (Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) ketika mengajar muatan matematika. Guru dapat mengkondisikan peserta didik kedalam beberapa kelompok. Kemudian, meminta mereka untuk megamati dan mengidentifikasi suatu masalah. Setelah itu, mereka akan bekerja sama dalam mencari informasi-informasi apa saja yang bisa digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Sehingga, merea akan mampu bekerja sama dengan baik dalam memecahkan masalah tersebut).
- Penggunaan alat peraga dan benda konkret masih minim. (Guru dapat mempersiapkan alat peraga berhitung yang dibutuhkan. Apabila alat peraga tersebut tidak tersedia di sekolah, guru dapat memberli, membuat atau bahka memanfaatkan benda-benda yang ada disekitar sekolah. Guru dapat mengajak peserta didik untuk memnfaatkan benda-benda sederhana sebagai media berhitung).
Guru tidak menyajikan pembelajaran yang menarik tentang pengenalan lambang bilangan. (Guru dapat menggunakan alat peraga yang murah meriah, seprti botol bekas pakai yang bisa diubah menjadi gelas bilangan untuk menempatkan nilai puluhan dan satuan. Guru dapat meberika warna-warna yang menarik pada gelas tersebut).
4.REFLEKSI
Setelah melakukan langkah-langkah aksi pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka saya dapat menyimpulkan bahwa, pembelajaran yang saya lakukan berlangsung efektif. Metode pembelajaran yang saya terapkan mampu membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan berhitung, selain itu penggunaan benda-benda konkret juga mampu menjadi media berhitung yang menarik. Selain mudah didapat, media tersebut juga sudah tersedia disekitar lingkungan sekolah.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)juga sangat bermanfaat bagi rekan-rekan guru lainnya. Apabila ada rekan guru yang menghadapi masalah yang sama, kegiatan ini mampu menjadi referensi yang baik dan bermanfaat untuk diterapkan dikelas yang mereka ajar. Sehingga praktik baik ini tidak hanya bermanfaat bagi saya pribadi, tetapi juga rekan guru yang lainnya.
Selain itu, kegiatan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga sangat berguna dan bermanfaat bagi peserta didik. Mereka akan merasakan kegiatan pembelajaran ini melibatkan mereka secara langsung. Selain itu, mereka juga akan merasa nyaman ketika dapat bekerja sama dengan temannya yang lain. Ini tentunya menjadi nilai postif bagi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajarannya.
C.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemaparan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini berlangsung efektik dan kondusif sehingga mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan minat bacanya. Selain itu, penerepan model pembalajaran berbasis masalah (PBL) juga menjadi poin utama dalam membantu menyelesaikan masalah peserta didik. Sehingga minat baca peserta didik pada kelas II di SDN 40 Sungai Kakap meningkat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Mohamad Bukhoiro, Anna Firda Lestari, Fitria Sari, Restiana Nur Fadila & Asro. (2021). Perkembangan dan Kemampuan Berhitung Siswa SD di Dusun Margasari dengan Media Sempoa. Proceedings UIN Sunan Gunung Jati Bandung. 1 (LXII). 104-114
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H