Dia adalah salah satu tulang punggung keluargaku. Dia melakukan semuanya sendiri, dia tidak mau keluarganya menanggung bebannya. Dia adalah orang yang cukup keras kepala tapi mengorbankan semuanya.
Dia bahkan tidak mau menikah jika aku belum menyelesaikan sekolahku. Pendidikanku dan adikku adalah yang nomor satu untuknya. Menurutku dia adalah Super Woman.
Aku sering berpikir, bisakah suatu saat nanti aku menjadi seperti dia? Apa aku sanggup menjadi seperti dia? Apakah aku bisa membantunya mewujudkan mimpinya?
Ya kakakku juga mempunyai mimpi. Dia ingin sekali membuka rumah makan. Dia selalu mengatakan nanti kalau sudah memiliki cukup uang dia akan membuka rumah makan, namun uangnya tidak benar-benar bisa terkumpul, karena ada keperluan yang mengharuskannya menggunakan uang tersebut.
Kakakku bahkan mengorbankan mimpinya agar adik-adiknya bisa mengggapai mimpinya. Kakakku pernah berkata dia akan kuliah, namun dia tidak kuliah hingga sekarang.
Dia bukanlah orang yang sempurna, tapi dia cukup sempurna untukku. Dia cukup sempurna hingga membuatku berpikir bagaimana tubuhnya sanggup menahan beban tersebut yang.
Aku berjanji pada diriku sendiri suatu hari nanti aku akan membuatnya bangga dengan pencapaianku. Aku akan membuatnya tersenyum dan membuatnya bangga menceritakanku pada temannya.
Aku tahu dia cukup bangga padaku, namun aku juga tahu bahwa aku ingin membuatnya lebih bangga lagi padaku. Impianku bukanlah menjadi dokter, bukan juga menjadi orang terkaya di Indonesia atau pun dunia. Impianku adalah aku bisa cukup berguna untuk keluargaku seperti halnya kakakku, aku bisa memenuhi kebutuhan keluargaku, aku bisa menguliahkan adikku dan aku bisa membuat keluargaku dihormati.
Yang bisa kulakukukan saat ini adalah belajar sungguh-sungguh dengan menorehkan prestasi, dengan begitu keluargaku akan bangga.
Saat aku sekolah aku melihat temanku yang bermain-main, aku pun terbuai untuk bermain-main. Dan yang terjadi bisa ditebak prestasiku turun, benar-benar turun.
Saat aku memberi tahu kakakku dia berkata tidak apa-apa, namun itu malah membuatku merasa bersalah. Akan lebih baik jika kakakku memarahiku dan  menghukumku dengan itu setidaknya rasa bersalahku akan sedikit berkurang.