Mohon tunggu...
Juliana Wahyu Ningrum
Juliana Wahyu Ningrum Mohon Tunggu... Freelancer - jenis kelamin perempuan

pecinta kucing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasiku dalam Mengejar Mimpi

12 Agustus 2018   14:56 Diperbarui: 12 Agustus 2018   15:07 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dia adalah salah satu tulang punggung keluargaku. Dia melakukan semuanya sendiri, dia tidak mau keluarganya menanggung bebannya. Dia adalah orang yang cukup keras kepala tapi mengorbankan semuanya.

Dia bahkan tidak mau menikah jika aku belum menyelesaikan sekolahku. Pendidikanku dan adikku adalah yang nomor satu untuknya. Menurutku dia adalah Super Woman.

Aku sering berpikir, bisakah suatu saat nanti aku menjadi seperti dia? Apa aku sanggup menjadi seperti dia? Apakah aku bisa membantunya mewujudkan mimpinya?

Ya kakakku juga mempunyai mimpi. Dia ingin sekali membuka rumah makan. Dia selalu mengatakan nanti kalau sudah memiliki cukup uang dia akan membuka rumah makan, namun uangnya tidak benar-benar bisa terkumpul, karena ada keperluan yang mengharuskannya menggunakan uang tersebut.

Kakakku bahkan mengorbankan mimpinya agar adik-adiknya bisa mengggapai mimpinya. Kakakku pernah berkata dia akan kuliah, namun dia tidak kuliah hingga sekarang.

Dia bukanlah orang yang sempurna, tapi dia cukup sempurna untukku. Dia cukup sempurna hingga membuatku berpikir bagaimana tubuhnya sanggup menahan beban tersebut yang.

Aku berjanji pada diriku sendiri suatu hari nanti aku akan membuatnya bangga dengan pencapaianku. Aku akan membuatnya tersenyum dan membuatnya bangga menceritakanku pada temannya.

Aku tahu dia cukup bangga padaku, namun aku juga tahu bahwa aku ingin membuatnya lebih bangga lagi padaku. Impianku bukanlah menjadi dokter, bukan juga menjadi orang terkaya di Indonesia atau pun dunia. Impianku adalah aku bisa cukup berguna untuk keluargaku seperti halnya kakakku, aku bisa memenuhi kebutuhan keluargaku, aku bisa menguliahkan adikku dan aku bisa membuat keluargaku dihormati.

Yang bisa kulakukukan saat ini adalah belajar sungguh-sungguh dengan menorehkan prestasi, dengan begitu keluargaku akan bangga.

Saat aku sekolah aku melihat temanku yang bermain-main, aku pun terbuai untuk bermain-main. Dan yang terjadi bisa ditebak prestasiku turun, benar-benar turun.

Saat aku memberi tahu kakakku dia berkata tidak apa-apa, namun itu malah membuatku merasa bersalah. Akan lebih baik jika kakakku memarahiku dan  menghukumku dengan itu setidaknya rasa bersalahku akan sedikit berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun