Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tramadol

7 September 2023   10:00 Diperbarui: 7 September 2023   10:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/julian_shortpants/

Mungkin setahun ini atau dua tahun lagi akan ada gelombang besar para remaja yang sakau akibat putus zat dari tramadol. Sebenernya tramadol ini bukan barang baru, dulu sekitar 10 tahun silam saya membelinya di toko obat tertentu dengan harga yang sesuai tertera di plastik strip obat, Rp. 3.500 per stripnya, Rp. 10.000 dapet 3 strip. Update info yang saya dapat setelah tersiar kabar 1 (satu) desa di Karawang kecanduan Tramadol, lalu ada sekawanan Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) memeras/membunuh penjual obat asal Aceh yang terindikasi di tokonya menjual obat keras. Minggu ini Tramadol menjadi langka dan harga pasaran menjadi Rp 80.000 per strip, karena sedang dalam sorotan dan pengawasan bandar dan publik. Harga sebelum viral, eceran tertinggi masih di kisaran lima ribu rupiah per butir. Mampus aja pada kelabakan nyari dan belinya jika masih gemar mengkonsumsi obat itu.

Mengapa tramadol menjadi naek daun sekarang ini? Karena murah! Obat penenang/anti depresan banyak jenisnya seperti: xanax, valium, amfetamin, calmlet,  alprazolam, riklona, dumolid, diazepam, nitrazepam, di zaman tramadol cuman Rp. 3.500 per strip, obat yang saya sebutkan ini sekitar Rp.10.000 per butir, atau Rp.100.000 per strip nya, (entah sekarang menjadi berapa harganya setelah 10 tahun berlalu). Kalau mau murah ia harus memiliki resep dokter agar bisa di tebus di apotik mana pun. Lama ke lamaan para penikmat zat itu naik dosis, menjadi candu sehingga mencari barang yang lebih murah, yaitu Tramadol. Itulah salah satu alasan tramadol mengungguli obat-obat keras lainnya, yang orang susah maupun orang kaya menyukainya.

Bila di goggling obat-obatan di atas yang saya sebutkan mempunyai kegunaan masing-masing. Namun bagi pecandu semua obat itu memiliki benang merah kesamaannya, yaitu: membangkitkan mood (suasana hati), menjadi lebih semangat untuk mudah bergerak, lebih percaya diri, lebih berani, otak menjadi encer untuk berfikir-sebagian lebih fokus, nyantai, pintar bicara, humble, rada konyol. Sangat cocok untuk berbicara di depan umum atau persentasi atau sidang skripsi, karena hati senang-ngomong pun gampang. Ciri-ciri toko nakal penjual obat ginian, yaitu: tokonya kecil, setengah etalasenya terisi kosmetik, dan sering di datangi para pemuda-pemudi yang begajulan.

Seperti halnya ganja, sabu-sabu, minuman keras, semuanya mempunyai efek membawa kesadaran para penggunanya ke dimensi yang seru/berbeda. Pecandu ingin senantiasa berada di dimensi yang seru itu selama mungkin, ia jenuh dengan keadaan yang normal sewajarnya. Tanpa sadar standar normal hidupnya akan terus menurun karena ekspetasi diri yang dia inginkan hanya akan tercapai bila mengkonsumsi zat-zat yang berat. Ia hanya dapat senang, tenang dan semangat bila tubuhnya tercukupi zat tersebut, bila tidak dimensi kesadarannya akan berjalan ke arah sebaliknya: malas, lesu, tak gairah, tidak percaya diri, emosian, penakut, dan lain sebagainya.

Yang membedakan obat keras ini dengan narkotika lainnya ialah, belum adanya undang-undang atau regulasi yang jelas tentang peraturan obat tersebut, mirip seperti miras, antara boleh dan tidak. Bila penguna tertangkap, tinggal tunjukan saja toko penjualnya. Tokonya pun berdiri mentereng di protokol jalan, tidak sembunyi-sembunyi. Hal ini juga yang membuat para penjaga/penjual obat keras sudah sangat biasa di mintai jatah preman, ibaratnya 'uang jin di makan setan'.

Mungkin mudah-mudah saja untuk menghentikan peredaran obat keras di pasaran. Cabut ijin usaha, bantai pabrik dan bandarnya. Para oknum-oknumnya sangat mudah di temui dan tinggal ditelusuri pucuk pimpinannya. Mungkin jumlah pemain besarnya tidak sampai puluhan orang di Negri ini, daripada barang itu sampai diproduksi dan didistribusikan yang jumlahnya ber ton-ton, dan akan ada jutaan muda-mudi yang menjadi target pasarnya.

Dan bukan tanpa sebab mengapa para pemuda-pemudi banyak yang doyan obat begituan. Di usia remaja mereka yang darah muda dan berenerjik ini, yang seharusnya tenaga, fikiran, dan waktu mereka dapat dimanfaatkan dengan bermanfaat, namun fase itu menguap sia-sia karena mentak sana mentok sini.

Banyak pemuda-pemudi yang frustasi dan hampir depresi, karena tidak tahu harus berbuat apa untuk. Jangkankan untuk mencari arti dan makna hidup di bumi ini, untuk menjadi mandiri mencukupi kebutuhan sehari-hari saja sulit sekali rasanya.

Pendidikan kita tidak mendorong para siswa nya untuk berkarya atau menemukan minat dan bakat nya. Dunia pendidikan tidak peduli hobby kamu apa, minat kamu apa, hal apa yang kamu sukai? Yang terpenting adalah kamu nurut dan dapat mendapatkan nilai yang mumpuni di semua mata pelajaran yang dihidangkan.

Dengan kurikulum yang berjalan, pendidikan hanya memakai nilai untuk menyimpulkan individu seseorang. Orang yang mempunyai watak bejat, namun memiliki nilai akademis yang bagus, maka ia termasuk siswa unggulan. Perkara mental dan spiritual siswa yang bersifat abstrak luput dari pengawasan dan penilaian para pendidik, karena tidak ada kolom nilai untuk mengapresisasi itu semua.

Instansi pendidikan tidak peduli tentang adanya skandal seksual dan permabukkan di dalam lingkupnya. Bila ia ingin mengeceknya maka akan terungkap informasi data yang mencengangkan, tapi mereka (instansi pendidikan) menganggap bukan urusannya untuk mencetak manusia-manusia yang berkualitas, mereka hanya mencetak manusia yang lulus kurikulum dan siap bekerja di perusahaan.

Kurikulum yang ada, tidak di ciptakan para siswanya untuk menjadi pemimpin di masa depan, namun ingin menciptakan para pekerja di masa depan. Satu Indonesia dari Sabang sampai Marauke, letak geografis sosial yang beragam, mereka yang tinggal di pantai, kota, pegunungan, pertanian, pedesaan, mereka semua tunduk dan terkotakkan dengan UN (Ujian Nasional) sebagai standart kelulusan yang diciptakan satu lembaga yang terpusatkan. Mereka ingin mempunyai pasukkan (SDM) yang telah terkotakkan dan terpusatkan. Mengapa kurikulum tidak diserahkan kepada daerahnya masing-masing agar sesuai dengan budaya dan geografi di tanah mereka berdiri?

Pendidikan yang pernah mereka kunyah di bangku sekolah hanya menjadi sampah. Matematika, ekonomi, kimia, fisika, biologi, di dunia nyata tak sejelimet kasus-kasus di pembelajaran dunia pendidikan. Di bangku pendidikan kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang berani, jujur, kritis, namun di dunia nyata kita terpaksa untuk menjilat dan bungkam terhadap keselewengan yang terjadi di depan mata, penyelewengan yang sudah dianggap wajar di segala instansi dan perusahaan.

Akhirnya banyak remaja yang frustasi karena dunia nyata tak seindah teori Pendidikan Pancasila dan Ilmu Agama di sekolah, banyak remaja yang kebinggungan mencari korelasi antara ilmu yang dia punya dengan praktek kenyataan hidup yang ada.

Beberapa ingin terbebas dari tekanan hidup yang menjelimet di hati dan fikiran. Ketidakmampuan mempertahankan harga diri yang senantiasa di jajah dan ditindas oleh kerumitan duniawi. Apakah mereka harus menjual harga dirinya demi beras? Atau lebih baik membeli obat penenang untuk menjaga harga dirinya?

Manusia-manusia yang tidak ingin di dikte dengan peraturan itu semua? Manusia yang ingin bebas mencari dan menemukan arti hidupnya? Manusia yang tidak ingin mengalah dipelukkan kapitalis, manusia-manusia yang telah lelah di perbudakkan kekuasaan. Manusia-manusia yang ingin berada di titik nol untuk bisa berdamai dengan diri dan kehidupannya.

Mereka ingin melepaskan beban itu semua, sampai akhirnya berkenalan dan terjerembab dengan narkotika atau TRAMADOL.

Pastinya dunia pendidikan kita tak seburuk yang saya opinikan ini. Pastinya banyak juga sekolahan-sekolahan yang bersungguh-sungguh ingin menciptakan manusia-manusia berkualitas. Namun seperti toko obat yang banyak berkeliaran, pastinya ada juga toko-toko nakal di dunia pendidikan.

Saya akhiri tulisan ini dengan tips untuk penyembuhan mood dan hati yang tersakiti. Sholat, Al-quran, meditasi (sadar nafas), olahraga, ikhlas, bersyukur, saran ini terdengar sederhana namun dapat merekontruksi jasmani dan rohani kepada kebenaran yang hakiki. Dan jangan berkecil hati para junkie, karena Tuhan punya caranya tersendiri untuk menselaraskan hidup ini.

Artikel lainnya bisa dilihat di:

https://www.instagram.com/julian_shortpants/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun