Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

TAK WAJIB BAYAR PAJAK

5 Mei 2023   11:49 Diperbarui: 10 Mei 2023   17:36 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata bayar pajak tidak wajib-wajib amat. Ada Hadist yang berbunyi:“Sesungguhnya pelaku/pemungut pajak (diadzab) di neraka” HR Ahmad 4/109, Abu Dawud kitab Al-Imarah : 7. Dan “Tidak halal harta seseorang muslim kecuali dengan kerelaan dari pemiliknya” Hadits shahih, dishahihkan oleh Al-Albani. 

Apa Anda sudah tahu dari dulu atau baru tahu seperti saya ini? Bila di fikirkan ada benarnya juga. “Pajak” merupakan produk yang kontroversi, malah condong membawa malapetaka. Dan Saya baru tahu ternyata selama ini saya telah dikadali oleh jargon dari bandar besar. Dan tetaplah membayar lantaran terpaksa.

Sudah 78 tahun Negri ini memproklamirkan kemerdekaannya. Selama 78 tahun dan berbagai macam kesempatan kita saling bahu-membahu untuk membangun Negara ini. Sampai kapan pengelolaan Negri ini ingin hidup dari candu yang bernama "pajak" dari masyarakat? Mungkin karena enak dan manis sehingga tidak mau dilepas.

Masyarakat juga sudah jengah, sekarang menjadi apatis tak peduli tentang perkembangan Negara ini. Mendengar ada Badan Usaha Milik Negara yang mengalami kerugian Milliaran hingga Triliunan adalah hal yang biasa, seperti prestasi anak bodoh yang nilainya selalu merah dan tak pernah mau belajar.

Kalo memang usahanya merugi, Kita pun akan memaklumi bila terlihat dari sosok pemimpin dan pejabat selaku yang bertanggung jawab hidup dalam serba keprihatinan dan pas-pasan. "Tapi koq ini bilang dan laporannya rugi melulu bertahun-tahun namun gayanya tetap hedon dan senang-senang melulu?". Flexing mulu kerjaannya. "Kamu tuh pembohong atau sudah gila Le? Kamu pakai narkoba apa sih Lee, bisa-bisa nya hidup bahagia padahal dalam keadaan sedang morat-marit."

Menurut hemat saya, mungkin ada anak (BUMN) yang pintar. Namun klo ia (anak) pintar dan berhasil dalam usahanya, seharusnya ia sudah tidak lagi menjadi beban orang tuanya (rakyat), seharusnya ia menjadi anak yang mandiri dan menjadi kesayangan rakyatnya. Namun seperti janji TOL Jagorawi yang katanya sudah balik modal dan untung besar, ia masih senang menikmati candu - tak memikirkan orangtua (rakyat) yang makin tak berdaya.

Rakyat yang selama ini menjadi tulang punggung Negara sebenarnya sudah bosan untuk senantiasa mensuport anak bodohnya untuk sekolah apalagi usaha. Namun karena terpaksa, orangtua bisanya berharap dan berdoa agar anak nya bakal insaf dan berguna. 

Tak ada di dunia ini orang tua yang bener menelantarkan anaknya, begitupun negara ini yang senantiasa di harap-harapkan oleh segenap rakyatnya. Namun dari segitu lama dan banyaknya dana yang digelontorkan untuk membuat Badan Usaha ini dan itu, masa sih tidak ada yang maju dan masih melulu menghisap dana dari masyarakat. Parahnya lagi sekarang makin suka pinjol dari Negara tetangga.

Jadi gini ya Telek, mungkin ini bisa jadi akar permasalahan atau jalan pintas atau bisa menjadi bahan pertimbangan agar hidup mu lebih baik. Nilai merah yang selama ini di bidang hukum, ekonomi, kesenian, pendidikan, olahraga, dll, harus secara sadar kita mengakui  bahwa Negara ini tidak masuk dalam 10 siswa terbaik di dalam kelas dunia ini. Negri ini senantiasa berkutat di zona terbawah yang hampir di degradasi.

Solusinya mungkin dengan stop produk pajak lalu galakkan zakat dan sedekah. Menurut data dan fakta, Indonesia masuk dalam Negara paling dermawan sedunia. Dalam Top Ten survey tersebut Indonesia beberapakali menduduki peringkat pertama. 

Dalam kultur dan keyakinan orang Indonesia, sedekah tidak akan membuat miskin malahan akan diganti berkali-kali lipat dari sedekah yang dikeluarkan. Dan zakat merupakan kewajiban yang harus di keluarkan hanya setahun sekali saja. Zakat dan sedekah dilakukan dengan kerelaan, sangat berbeda dengan pajak yang otomatis langsung dibebankan dalam semua produknya.

Dan juga banyak rakyat yang tidak ikhlas atau berberat hati untuk dibebankan pajak dalam kehidupannya yang sedang serba kekurangan. Masih banyak orang-orang yang seharusnya di bebaskan dari pajak dan zakat.

Setelah kemarin saya baca-baca buku ternyata "Pajak" merupakan sebuah produk gagal ciptaan manusia, produk yang sangat berbahaya yang berpotensi membangunkan kezhaliman bagi masyarakat luas. Kalo pajak terpaksa digunakan, harus dengan ilmu dan control yang sangat mumpuni, seperti perkara bunga pada Bank yang regulasi nya harus di jalankan dengan sangat ketat agar tidak terjerumus kepada riba yang menyesatkan.

Pengumpulan dana (pajak) dari buaaanyaknya rakyat Indonesia membuat siapa saja berpotensi akan gelap mata. Bila mereka (aparatur pajak) paham akan amanah mungkin mereka akan enggan memikulnya, enggan bekerja menjadi karyawan di ranah itu. Seperti bumi, gunung dan langit yang menolak amanat dari Tuhannya. Atau seperti Nabi Yusuf a.s yang menolak tinggal di istana dan memilih tinggal di penjara karena tak kuasa bergelut dengan kemolekan istri Raja yang sering menggoda. "Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh." (Al-Ahzab 72).

Sebentar lagi akan diadakan pemilu, pilihlah calon yang terpaksa karena ia di usung oleh masyarakatnya. Dan jangan pilih calon yang sibuk membangun citra agar terlihat baik. Karena yang pintar enggan menjadi pemimpin sedangkan yang bodoh tidak tahu beratnya memegang amanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun