Mohon tunggu...
resista hakares
resista hakares Mohon Tunggu... Administrasi - sederhana mensyukuri apa adanya

bisa jadi apa saja

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Semua Ini Untukmu

17 September 2022   07:17 Diperbarui: 5 Mei 2023   22:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua Ini Untukmu

Kukabarkan kepadamu, bahwa dunia ini tercipta khusus untukmu. Seindah-indahnya dunia ini tak ada artinya bila engkau sedang sakit, bila hanya penderitaan yang dominan kau rasakan. Sehatkan dirimu, maka dunia sekitarmu akan terlihat lebih baik. Perperangan terbesar adalah perang melawan diri sendiri. Dan cobalah berdamai dengan diri sendiri.

Hidupmu, surgamu, nerakamu, adalah pilihan tanganmu sendiri. Hidup ini demi keegoisan menyelamatkanmu sendiri. Kau tak seutuhnya peduli tetanggamu masuk surga atau neraka, yang terpenting adalah dirimu sendiri.

Bullshitlah demi anak, demi masyarakat, demi orangtua. Dibalik itu semua aku tahu itu demi ke egoisanmu & keselamatanmu. Dirimulah yang utama, jiwa-jiwa yang lain hanya kau anggap sebagai pendukung/support system mu saja. Belajarlah untuk jujur pada dirimu sendiri.

Contoh saja Bob Sadino, Susi Pudjiastuti, Iwan Fals, Van Gogh, Gus Dur, Sudjiwo Tedjo, Erik Tohir, Deddy Corbuzier, Pandji Pragiwaksono, dll. Mereka orang yang tersohor adalah orang-orang cuex, orang-orang yang berani merdeka dan menjalani hidup dengan sesuka-suka fikiran, keyakinan dan hatinya. Mereka bukanlah orang yang terbiasa ikut-ikutan, mereka adalah tuan atas dirinya sendiri.

Perbaikilah duniamu, maka dunia sekitarmu akan menjadi lebih baik. Kenalilah dirimu, maka kau akan mengenal Tuhanmu. Kenalilah dirimu, maka engkau tahu siapa dan apa mau mu! Bila kau sudah tahu itu, cukup simpan di dalam hati.

######

Panjang Umur Egoisme

Izinkanlah aku untuk tumbuh kembang dengan alami apa adanya saja. Mencari jati diri dan tujuan hidup ini. Belajar untuk bertanggung jawab dan meyakini apa yang ada di hati. Aku makan dari Tuhan, aku bernafas dari udara tuhan. Bila rezeki itu sudah dicabut, cabut pula aku dari dunia ini.

Aku tidak bisa menjadi orang lain. Aku juga tidak diberi jalan untuk menjadi orang lain.

Sedari anak-anak hingga mempunyai anak berbagai macam pelajaran telah aku telan. Sekolah sudah, kuliah sudah, bekerja sudah. Sekarang pengangguran. Sudah terputus pelatihan-pelatihan dari guru ke murid (pendidikan), dari atasan ke bawahan (pekerjaan). Jadi pengangguran berarti mempunyai banyak waktu kosong, sering berkawan dengan kesendirian dan kekosongan. Atau lebih banyak berfikir tanpa terkontaminasi oleh suara-suara lain.

Pemahaman-pemahaman baru banyak lahir dari kekosongan ini. dari tiada menjadi sesuatu. Dari 0 menjadi 1. Ilmu baru dan aktifitas baru. Aku tahu manusia adalah mahluk paling sempurna di antara mahluk-mahluk lainnya. Manusia juga tidak ada yang sempurna. Wajar saja bila apa-apa yang saya lakukan terdapat kesalahan atau tak bisa maksimal dalam memanfaatkan waktu. "karena itu tadi tak ada manusia yang sempurna."

Dalam ujian hidup yang hakiki ini, aku berusaha sekuat tenaga untuk menjawab soal-soal dan ujian praktek yang di prakarsai oleh Tuhan.

Aku tahu aku ini bodoh dan tidak pintar-pintar amat. Mendapat nilai 6,5 atau 7,5 saja menurut ku sudah bagus. Yang terpenting lulus dalam ujian hidup ini. Asalkan jangan dibiarkan aku mendapat nilai di bawah 6 di mata Allah. Jangan sampai aku tidak lulus uji kelayakan dan uji kompetensi sebagai manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun