Mohon tunggu...
Hilmy
Hilmy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNS

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maraknya Fenomena Thrifting di Kalangan Anak Muda

10 Desember 2024   00:13 Diperbarui: 10 Desember 2024   00:13 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Fenomena thrifting atau berbelanja barang bekas kini menjadi tren dan marak dilakukan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Thrift memiliki arti menghemat, atau penghematan terhadap uang yang dikeluarkan oleh seseorang. Di Indonesia saat ini fenomena thrift menjadi ledakan dimana-mana padahal keberadaan jual beli barang bekas ini sudah ada sejak lama.

Di era sekarang ini kita memasuki masa di mana fashion merupakan kebutuhan utama yang perkembangannya cepat dan tidak terbatas. Thrifting di bidang pakaian kini banyak diminati oleh anak muda karena biasanya thrifting shop menjual pakaian bekas impor branded dengan harga yang jauh lebih murah. Biasanya mereka yang selalu mengikuti trend berasal dari golongan anak muda, dengan budget yang tidak banyak akan mempersulit mereka untuk mengikuti trend, dengan adanya thrifting ini membantu mereka dalam menaikkan gengsi agar dapat berpenampilan bagus. Anak muda biasanya lebih memenuhi keinginan gengsi mereka sehingga lebih memilih produk branded daripada produk lokal. Fenomena thrifting semakin populer berkat akses mudah yang ditawarkan oleh berbagai platform online dan toko fisik yang khusus menjual barang bekas. anak muda kini lebih mudah menemukan pakaian, aksesoris, hingga barang unik dengan harga yang lebih terjangkau. Selain aspek harga yang terjangkau, thrifting juga menawarkan pengalaman berburu barang langka dan vintage yang jarang ditemui di toko konvesional biasa. 

Biasanya seseorang terpengaruh dan cenderung mengikuti gaya hidup yang dimiliki oleh kebanyakan orang dan menjadikan patokan untuk memilih style berpakaian. Ada beberapa pendapat beralasan bahwa thrifting bertujuan untuk menghambat adanya fast fashion yang selalu berkembang yang mana jika terus-terusan berkembang akan menimbulkan bebrapa risiko yang akan merusak lingkungan yaitu menghasilkan banyak limbah tekstil dari produksi pakaian yang mengikuti fast fashion tersebut. 

Thrifting bukan hanya dilakukan sebagai alternatif untuk berbelanja tetapi juga sebagai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari produksi barang baru. Thrifting dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengurangi limbah konveksi dan memperpanjang siklus hidup pakaian. Ada beberapa manfaat yang tercipta dari fenomena thrifting yang dimana dapat membuka peluang kerja bagi anak muda yang bermodal sedikit dan dapat menghasilkan uang yang lumayan. 

Thrifting itu bukan cuma soal belanja murah, tapi juga tentang gaya hidup yang lebih bijak dan kreatif. Dengan thrifting, kamu bisa tampil gaya tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun