Mohon tunggu...
Julia Komalasari
Julia Komalasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NPM 10120662 Kelas C6 S1 Manajemen STIE STEMBI Bandung Business School

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MENGEMBANGKAN BAKAT SEJAK DINI

5 Desember 2020   22:28 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi bakat adalah potensi bawaan yang sudah dimiliki manusia sejak lahir, dan minat adalah ketertarikan kuat dalam suatu hal. Hal ini juga sering menjadi perdebatanan antara faktor kecerdasan seseorang dan faktor keberuntungan seseorang

Namun orang yang cerdas adalah orang yang mampu memahami kekurangan dan kelebihannya yang dikembangkan bakatnya untuk kepentingan hidupnya, dan orang yang sukes adalah orang yang mampu membahagiakan hidupnya.

Secara ilmiah, para ahli (dikutip dari www. kesehatan.kompas.com) menyatakan bahwa saat lahir kita memiliki 100 miliar neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kita miliki itu sudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan yang dinamakan dengan axon. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun otomatis terbentuk. Di usia tiga tahun, setiap 100 miliar neuron kita itu telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron lainnya. Koneksi antarneuron inilah yang menjadi awal mula munculnya bakat. Tanda-tandanya, kita akan terlihat aktif luar biasa. 

Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kita untuk tidak berhenti melakukan apa pun yang kita mau sesuai dengan minat kita. Proses ini berlangsung hingga usia kita mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat mulai terasah karena kita memiliki ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar mengeksploitasi beberapa sinapsis tertentu setelah mengalami proses kebingungan memilih, mencoba melakukan segala sesuatu, dan kita tidak terfokus untuk mematangkan sebuah nilai kompetensi tertentu. Dari proses ini, kita dapat memahami bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dalam beberapa pengertian, minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Dengan demikian, minat dan bakat merupakan faktor yang saling mempengaruhi, terlepas dari faktor mana yang lebih dominan. Keduanya penting untuk dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.

Dalam kenyatannya, bakat atau nature sering diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan tertentu yang unik, kecakapan, gift (anugerah) yang dimiliki seseorang. Pengertian ini mengalami perkembangan signifikan dengan munculnya pengertian menurut Gallup (2001) bahwa bakat merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang berulang-ulang dan dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka bakat itu tidak hanya menyangkut kecakapan tertentu, tetapi juga berkaitan dengan adanya peran untuk mengembangkan. Dalam hal ini, minat menjadi faktor penting yang berfungsi sebagai nurture yang akan membantu pengembangan bakat tersebut. Minat merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum minat ialah adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan mempunyai pertimbangan yang positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Semua hal itu harus kita gali dari kecil, lalu bagaimana cara kita mengembangkannya?

Terlepas dari itu semua, hal dasar yang harus diperhatikan adalah dari orang dewasa atau orangtua, karena seringkali anak anak berbakat yang ambisinya terhalangi oleh orangtua, (konteks di sini bakat yang positif), karena ekspetasi orangtua yang terlalu tinggi, dan menuntut anak terlalu berlebihan, penekanan terhadap anak, dan pengarahan lingkungan yang kurang baik.

Maka dari itu orang dewasa atau orangtua perlu memperhatikan :

  • Mengarahkan atau menyediakan berbagai macam kegiatan yang unik untuk dicoba
  • Meluangkan waktu untuk anak
  • Menciptakan lingkungan rumah yang baik
  • Mengajak anak mengunjungi tempat bersejarah, perspustakaan, tempat bebagi kebudayaan atau kesenian, dan masih banyak lagi
  • Mendengarkan keinginan anak, tentunya harus dengan porsinya masing masing
  • Mengenali dan memahami karakter anak
  • Memberikan kesempatan, kepercayaan, dan rasa tangunggung jawab
  • Menghargai atau menilai anak dengan posotif atas hasil kerja kerasnya, hal ini penting karena banyak permasalahan di luar sana tentang orangtua yang jarang menghargai usaha anaknya, hal ini menyebabkan keretakan harmonisasi orangtua dan anak.

Setelah lingkungan yang baik tercipta, dengan minat seseorang akan termotivasi secara psikis dan secara insting mereka akan mengembangkannya, nah dari sinilah kita bisa memulainya dengan berbagai cara, perlu diketahui juga sebelum menjadi bakat perlu melalui hobi setelah minat, nah kita bisa mengelompokkan hal hal yang sering kita lakukan dan hal yang kita sukai, seperti :

  • Mengelompokkan atau mendata apa saja
  • Yang sangat disukai
  • Yang disukai
  • Yang sering dilakukan (sangat disukai)
  • Yang sering dilakukan (tapi kurang disukai)
  • Yang sangat disukai (jarang dilakukan)
  • Yang disukai (belum pernah dilakukan)
  • Menentukan tujuan atau cita cita kedepannya seperti apa, hal ini penting karena menjadi alasan motivasi untuk mengembangkan bakat
  • Meluangkan waktu
  • Selalu mencoba hal baru
  • Bertanya kepada orang lain, hal ini dilakukan bilamana masing bingung untuk menentukan apa yang kita lakukan (disukai).
  • Setelah mengelompokkan, biasanya kita akan melakukannya secara berulang ulang tanpa rasa bosan dan lelah, akan tetapi kita akan menikmatinya, hal ini dapat dikelompokkan dalam hobi kita
  • Setelah menjadi hobi bisa jadi bakat atau hanya kesukaan semata, karena kadang kita menyukai hal tersebut namun kita tak memiliki bakat tersebut, dan bisa saja kita menyukai hal tersebut dan kita memiliki potensi dalam bidang tersebut
  • Jika kita sudah menemukan bakat , kita hanya perlu mengembangkannya
  • Membuang pikiran negative dan berbuat baik pada diri sendiri maupun orang lain, hal ini penting karena manusia seringkali memiliki kebiasaan buruk membandingkan dirinya dengan orang lain atau menyalahkan dirinya sendiriri ketika mengalami kegagalan. Cobalah untuk menghargai dan mensyukuri diri sendiri dan berterimakasih pada diri sendiri atas seluruh perjuangannya, karena setiap orang memiliki alur perkembangan bakatnya masing masing, guna menjaga mental atau psikis tetap sehat dan bahagia.
  • Menantang diri sendiri, ketika sudah menemukan bakat seperti biasa kita selalu mencoba hal baru, hal inipun berguna agar bakat yang dimiliki berkembang
  • Menggunakan bakat untuk penghasilan, bilamana hal ini terjadi adalah sesuatu hal yang luar biasa, karena selain dia menyukai apa yang dilakukannya dia juga dapat menghasilkan uang, namun ia tetap menikmatiknya tanpa kata lelah
  • Bergabung dalam komunitas tentan bakat yang sesuai

Namun ada juga yang kurang setuju dengan menggabungkan bakat ke dalam pekerjaan, karena menurut sebagian orang dengan bekerja di luar bakatnya adalah hal yang cukup ideal karena ketika mereka jenuh melakukan pekerjaan bisa melampiaskan rasa lelah dan jenuhnya ke bakat mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun