Mohon tunggu...
Julia Inayah
Julia Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Julia Inayah adalah seorang mahasiswi yang menghadiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang memiliki kepribadian yang menarik dan banyak minat dalam dunia tulis-menulis dan membaca. Sejak awal, Julia telah menunjukkan ketertarikannya yang tinggi terhadap literatur dan karya-karya sastra. Dia sering terlihat membawa buku-buku beragam genre, dari fiksi hingga non-fiksi, dan selalu siap untuk mendalami berbagai pengetahuan baru yang didapat dari literatur tersebut. Sebagai seorang mahasiswi, Julia tidak hanya berfokus pada akademis semata, tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas yang berhubungan dengan literasi dan pengembangan diri. Dia sering mengikuti diskusi buku, seminar sastra, dan kegiatan menulis bersama, di mana dia dapat berbagi ide-ide kreatifnya dengan orang lain dan terus mengasah kemampuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keutamaan berwasiat

13 April 2024   12:05 Diperbarui: 14 April 2024   17:17 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kamis, 28 Maret 2024

Berbicara tentang kehidupan manusia, tak terlepas dari realitas akan kematian. Setiap orang pasti akan menghadapinya suatu hari nanti. Oleh karena itu, dalam Islam, dianjurkan untuk berwasiat menjelang kematian. Ini tidak hanya sebagai bentuk persiapan akhirat, tetapi juga sebagai penanda bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju keabadian. Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah memberikan petunjuk dan tuntunan yang jelas terkait dengan anjuran berwasiat sebelum kematian.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Tidaklah seorang muslim mati pada suatu malam, kecuali Allah menyampaikan kepadanya wahyu pada malam itu, maka ia memanggilnya dan mengatakan, 'Apa yang engkau katakan tentang Aku?' Ia pun berkata, 'Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Rabb-ku.' Allah berfirman, 'Aku pasti melimpahkan kepadamu kebahagiaan di dunia dan akhirat.' Kemudian jiwanya ditarik dengan lembut." (HR. Muslim)

Dari hadis ini, kita dapat memahami betapa pentingnya berwasiat sebelum kematian. Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan contoh bahwa Allah menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang akan meninggal, memberikan kesempatan baginya untuk menguatkan keimanan dan memperbaiki hubungannya dengan Allah sebelum menghadap-Nya.

Dalam berwasiat menjelang kematian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, adalah menjaga hubungan baik dengan Allah SWT. Ini termasuk memperbanyak amal ibadah, bertaubat atas segala dosa, dan memperkuat keimanan kepada-Nya. Kedua, adalah memperbaiki hubungan dengan sesama manusia. Ini mencakup meminta maaf kepada siapa pun yang pernah disakiti, membayar hutang piutang, dan memberikan nasihat serta pesan-pesan baik kepada keluarga dan sahabat.

Selain itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga menekankan pentingnya berpegang teguh kepada sunnah beliau dan menjauhi bid’ah. Sunnah Rasulullah merupakan pedoman hidup yang harus diikuti oleh setiap umat Islam. Dengan berpegang teguh kepada sunnah, seseorang akan terhindar dari kesesatan dan mendapatkan petunjuk yang lurus dalam menjalani kehidupan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barangsiapa yang hidup di antara kalian akan melihat perselisihan banyak, maka hendaknya dia berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa ar-rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah), karena setiap bid’ah itu adalah sesat." (HR. Abu Dawud)

Bid’ah merupakan sesuatu yang diada-adakan dalam agama Islam yang tidak memiliki dasar hukum dari Al-Qur'an dan Sunnah. Menjauhi bid’ah sangatlah penting karena dapat menyimpangkan umat dari ajaran yang benar dan merusak keutuhan ajaran Islam. Oleh karena itu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menegaskan bahwa umat Islam harus berpegang teguh kepada sunnah beliau dan menjauhi segala bentuk bid’ah.

Selain itu, sebagai umat Islam, kita juga dianjurkan untuk patuh kepada pimpinan yang telah ditetapkan. Baik itu dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun negara, taat kepada pemimpin adalah bagian dari ketaatan kepada agama. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Barangsiapa yang menaati pemimpinnya maka ia telah taat kepada ku, dan barangsiapa yang mendurhakai pemimpinnya maka ia telah mendurhakai ku. Barangsiapa yang mendurhakai ku maka ia telah mendurhakai Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketaatan kepada pemimpin bukan berarti patuh kepada segala perintah yang bertentangan dengan syariat Islam. Namun, itu berarti menghormati kedudukan dan otoritas yang telah ditetapkan, serta mengikuti perintah yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Jika pemimpin memerintahkan sesuatu yang sesuai dengan syariat, maka wajib bagi umat Islam untuk taat kepadanya.

Dalam konteks kehidupan modern, prinsip-prinsip ini tetap relevan. Meskipun zaman terus berkembang, nilai-nilai Islam tetap menjadi panduan utama bagi umatnya. Berwasiat menjelang kematian, berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah, dan patuh kepada pimpinan adalah bagian dari implementasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berwasiat menjelang kematian juga dapat diartikan sebagai meninggalkan warisan yang bermanfaat bagi orang lain. Warisan tersebut tidak hanya berupa harta benda, tetapi juga ilmu, amal shaleh, dan jejak kebaikan yang dapat menginspirasi generasi-generasi mendatang. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Apabila anak Adam meninggal, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim)

Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa salah satu bentuk berwasiat yang paling bernilai adalah meninggalkan jejak kebaikan yang dapat terus mengalir manfaatnya bahkan setelah kita meninggalkan dunia ini. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu meningkatkan kebaikan dan berupaya memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar.

Dalam konteks berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah, hal ini juga mengingatkan kita untuk tidak terjerumus dalam tradisi-tradisi atau kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sunnah Rasulullah adalah pedoman yang sempurna dalam menjalani kehidupan, dan kita sebagai umat Islam harus berusaha untuk mengikuti jejak-Nya sebaik mungkin.

Terkait dengan ketaatan kepada pimpinan, hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang adil dan berkeadilan. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memperhatikan kepentingan umatnya dan menjalankan tugasnya sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, patuh kepada pimpinan adalah bentuk dukungan dan penghargaan terhadap otoritas yang telah ditetapkan.

Dalam kesimpulannya, anjuran berwasiat menjelang kematian, berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah, dan patuh kepada pimpinan adalah bagian dari ajaran Islam yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti petunjuk Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menjalankan ajaran-Nya dengan baik, serta taat kepada otoritas yang sah, kita sebagai umat Islam dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari ajaran Islam ini dan menjadikannya sebagai pedoman utama dalam menjalani kehidupan.

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun