Mohon tunggu...
Julia Inayah
Julia Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Julia Inayah adalah seorang mahasiswi yang menghadiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang memiliki kepribadian yang menarik dan banyak minat dalam dunia tulis-menulis dan membaca. Sejak awal, Julia telah menunjukkan ketertarikannya yang tinggi terhadap literatur dan karya-karya sastra. Dia sering terlihat membawa buku-buku beragam genre, dari fiksi hingga non-fiksi, dan selalu siap untuk mendalami berbagai pengetahuan baru yang didapat dari literatur tersebut. Sebagai seorang mahasiswi, Julia tidak hanya berfokus pada akademis semata, tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas yang berhubungan dengan literasi dan pengembangan diri. Dia sering mengikuti diskusi buku, seminar sastra, dan kegiatan menulis bersama, di mana dia dapat berbagi ide-ide kreatifnya dengan orang lain dan terus mengasah kemampuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa yang Kita Tanam Itu yang Kita Tuai

12 April 2024   09:44 Diperbarui: 12 April 2024   09:44 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemateri: Dr.  Wahyu Hidayat, M.Ag.

Jum’at, 22 Maret 2024, 11 Ramadhan 1445 H 

            

Di tengah gemerlap dunia yang sering kali terombang-ambing oleh gelombang kezaliman, hadis ke-24 mengingatkan kita akan besarnya bahaya kezaliman. Kezaliman tidak hanya merugikan orang yang menjadi korban, tetapi juga menciptakan ketidakseimbangan sosial yang merusak. Kezaliman dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia hingga penindasan terhadap hak-hak asasi manusia. Namun, di tengah kegelapan kezaliman, cahaya hidayah Allah tetap bersinar. Allah adalah sumber hidayah dan rezeki yang tidak terbatas. Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang mencari kebenaran dan keadilan.

Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang tidak pernah meninggalkan hamba-Nya sendirian dalam menghadapi cobaan hidup. Kemurahan dan ampunan-Nya meliputi segala aspek kehidupan manusia. Meskipun manusia sering kali melakukan kesalahan dan dosa, Allah tetap terbuka untuk memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Tidak ada dosa yang terlalu besar baginya untuk dimaafkan asalkan hamba tersebut sungguh-sungguh bertaubat dan berusaha memperbaiki diri.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mengalami konflik antara kebaikan dan keburukan. Namun, hadis ke-24 mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, baik dan buruk akan kembali kepada pelakunya. Tidak ada kezaliman yang akan luput dari keadilan Allah, tidak ada kebaikan yang akan sia-sia di sisi-Nya. Setiap perbuatan baik akan dihitung pahalanya, sedangkan setiap perbuatan buruk akan mendapat balasan yang sesuai. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan dan keadilan dalam setiap tindakan dan perilakunya.

Bahaya kezaliman merupakan ancaman serius bagi kesejahteraan dan keadilan dalam masyarakat. Ketika kezaliman terjadi, hak-hak individu tidak lagi dihormati, dan keadilan menjadi sebuah impian yang jauh. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai konteks, mulai dari politik hingga hubungan antarmanusia. Contohnya, dalam dunia politik, kezaliman sering kali terjadi dalam bentuk korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Para pemimpin yang korup tidak hanya merugikan negara dan rakyatnya, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpercayaan dalam masyarakat.

Namun demikian, meskipun kezaliman sering kali mendominasi berita dan menghancurkan kehidupan banyak orang, kita tidak boleh kehilangan harapan. Allah adalah sumber hidayah dan rezeki yang tidak terbatas. Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang mencari kebenaran dan keadilan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Dan Kami akan memberikan petunjuk kepada mereka jalan-jalan (kebenaran) Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).

Kemurahan dan ampunan Allah juga merupakan hal yang patut kita syukuri. Meskipun kita sering kali melakukan kesalahan dan dosa, Allah tetap terbuka untuk memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman, “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu berbuat dosa pada malam hari, kemudian kamu berdoa meminta ampunan-Ku, Aku memberikan ampunan kepadamu. Kemudian kamu berbuat dosa pada siang hari, kemudian kamu berdoa meminta ampunan-Ku, Aku memberikan ampunan kepadamu. Wahai hamba-Ku, sekiranya dosa-dosamu itu sebanyak bilangan awan di langit, kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan memberikan ampunan kepadamu. Wahai hamba-Ku, sekiranya dosa-dosamu itu sebanyak bilangan butir pasir di bumi, kemudian kamu bertemu dengan Aku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun, niscaya Aku akan memberikan kepadamu ampunan sebanyak itu pula.” (HR. Tirmidzi).

Selain itu, kebaikan dan keburukan akan kembali kepada pelakunya. Allah berfirman dalam Al-Quran, “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8). Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk, karena pada akhirnya kita akan bertanggung jawab atas semua perbuatan kita di hadapan Allah.

Dalam konteks sosial dan politik, penting bagi kita untuk memperjuangkan keadilan dan merespons kezaliman dengan bijaksana. Kita harus mengambil sikap tegas terhadap setiap bentuk kezaliman dan korupsi, serta mendukung upaya-upaya untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan berpihak kepada rakyat. Selain itu, kita juga harus memberikan dukungan kepada para aktivis dan pejuang hak asasi manusia yang berjuang untuk keadilan dan kebenaran.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga harus selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Kita harus selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan, seperti kejujuran, kasih sayang, dan tolong-menolong. Dengan demikian, kita dapat menjadi contoh yang baik bagi orang lain dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.

Dalam menghadapi cobaan hidup dan godaan kezaliman, kita tidak boleh kehilangan harapan kepada Allah. Allah adalah sumber hidayah dan rezeki yang tidak terbatas, serta Maha Pengasih dan Penyayang. Dia senantiasa memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang mencari kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Dengan demikian, kita akan mendapatkan keberkahan dan rahmat-Nya di dunia dan di akhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun