Pemateri : Dr. Zulli Umri Siregar, M.Ag.
Selasa, 19 Maret 2024, 8 Ramadhan 1445 H Â Â
Pertama-tama, dalam ajaran Islam, bertanya merupakan salah satu cara untuk mencari ilmu dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang agama serta dunia sekitar. Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pun mendorong umatnya untuk senantiasa bertanya ketika ada hal yang tidak mereka pahami atau butuh klarifikasi. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk merasa nyaman bertanya tentang segala hal, baik itu terkait dengan agama, akhlak, kehidupan sehari-hari, maupun ilmu pengetahuan lainnya. Ini sejalan dengan sabda beliau yang menyatakan, "Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).
Namun demikian, tidak semua pertanyaan dilakukan dengan tujuan yang baik. Terkadang, pertanyaan juga dapat digunakan untuk memperdaya, mencari keuntungan pribadi, atau bahkan meragukan kebenaran agama. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk selalu menelaah niat di balik setiap pertanyaan yang diajukan. Apakah pertanyaan tersebut murni untuk mencari kebaikan, ataukah ada motif tersembunyi di baliknya?
Dalam konteks ini, iman dan istiqomah memegang peran penting dalam menentukan kualitas pertanyaan yang diajukan. Iman yang kokoh akan memberikan dasar yang kuat bagi seseorang untuk bertanya dengan tujuan yang baik, yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan pemahaman akan agama. Istiqomah, atau konsistensi dalam menjalankan ajaran Islam, juga akan membimbing seseorang untuk bertanya secara konsisten dan berkelanjutan.
Iman yang kuat akan mendorong seseorang untuk bertanya dengan rendah hati dan sikap terbuka terhadap ilmu pengetahuan baru. Ketika seseorang yakin sepenuh hati bahwa Allah adalah sumber segala pengetahuan, dia akan merasa yakin pula bahwa setiap pertanyaan yang diajukan akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, entah itu langsung dari Al-Qur'an dan Hadis, atau melalui bantuan orang lain yang lebih ahli dalam bidang tertentu.
Selain itu, iman yang kuat juga akan menginspirasi seseorang untuk bertanya dengan tujuan untuk memperbaiki diri sendiri dan membantu orang lain. Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya" (HR. Muslim). Dengan demikian, bertanya dengan niat untuk memberikan manfaat kepada orang lain juga akan memberikan pahala yang besar di sisi Allah.
Namun, iman yang kuat juga bukanlah jaminan bahwa seseorang akan selalu bertanya dengan benar dan bijaksana. Manusia tetaplah makhluk yang lemah dan rentan terhadap kesalahan. Oleh karena itu, istiqomah dalam menjalankan ajaran Islam sangatlah penting. Istiqomah membimbing seseorang untuk tetap bertahan dalam menjalankan perintah Allah meskipun dihadapkan pada berbagai godaan dan tantangan.
Dalam konteks bertanya, istiqomah mengajarkan kita untuk tetap konsisten dalam mencari ilmu dan bertanya tentang hal-hal yang memang belum kita pahami. Istiqomah juga mengingatkan kita untuk tidak mudah terpengaruh oleh opini-opini yang bertentangan dengan ajaran Islam, namun tetap bersikap terbuka terhadap pemikiran-pemikiran baru yang bersumber dari ilmu pengetahuan yang sahih.
Selain itu, istiqomah juga mengajarkan kita untuk tetap bertanya meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan kesulitan. Ketika iman kita diuji, bertanya kepada Allah adalah salah satu bentuk ibadah yang paling utama. Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih utama bagi seorang hamba daripada dia bertanya kepada Allah tentang perkara-perkara yang tidak diketahuinya, kemudian dia mengikhlaskan niatnya dalam menuntut ilmu" (HR. Tirmidzi).
Dalam konteks ini, kisah para sahabat Rasulullah juga memberikan inspirasi bagi kita untuk tetap istiqomah dalam bertanya. Para sahabat selalu bersikap rendah hati dan tekun dalam menuntut ilmu, meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan dan rintangan. Mereka tidak pernah merasa malu untuk bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang belum mereka pahami, bahkan ketika pertanyaan mereka dianggap remeh oleh orang lain.
Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kisah Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu yang bertanya kepada Rasulullah tentang waktu yang paling baik untuk berpuasa. Meskipun pertanyaannya terkesan sederhana, Rasulullah tetap memberikan jawaban yang lengkap dan memuaskan, serta memuji keingintahuan Abu Hurairah dalam menuntut ilmu. Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak pernah merasa malu untuk bertanya, meskipun pertanyaan kita terkesan sederhana atau bahkan mungkin dianggap remeh oleh orang lain.
Namun, dalam proses bertanya, kita juga perlu berhati-hati agar tidak terjerumus dalam keraguan dan kebingungan yang berlebihan. Terlalu banyak bertanya tanpa tindakan yang nyata dapat membuat kita terjebak dalam siklus yang tidak produktif dan menghambat kemajuan kita dalam mencapai tujuan-tujuan yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga keseimbangan antara bertanya dan bertindak, serta tidak terlalu tergantung pada orang lain untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kita miliki.
Dalam konteks ini, istiqomah juga mengajarkan kita untuk tetap bersikap tawakkal kepada Allah dalam setiap langkah yang kita ambil. Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa jika seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu; dan jika mereka berkumpul untuk mendatangkan keburukan kepadamu, mereka tidak akan mampu mendatangkan keburukan kepadamu melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu" (HR. At-Tirmidzi).
Dengan demikian, istiqomah dalam bertanya juga mengajarkan kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap langkah yang kita ambil. Ketika kita bertanya kepada Allah, kita meyakini bahwa Dia adalah sumber segala pengetahuan dan kebijaksanaan, dan Dia lah yang akan memberikan jawaban yang terbaik bagi kita. Ini juga mengajarkan kita untuk tetap bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi segala cobaan dan rintangan yang mungkin kita temui dalam perjalanan mencari ilmu.
Dalam kesimpulannya, bertanya merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang agama serta dunia sekitar. Namun demikian, tidak semua pertanyaan dilakukan dengan tujuan yang baik, dan oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menelaah niat di balik setiap pertanyaan yang kita ajukan. Iman dan istiqomah memegang peran penting dalam menentukan kualitas pertanyaan yang kita ajukan, serta menginspirasi kita untuk tetap bertanya dengan rendah hati dan sikap terbuka terhadap ilmu pengetahuan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H