Mohon tunggu...
Julia MunaArsa
Julia MunaArsa Mohon Tunggu... Jurnalis - 🌱

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kreatif-Inovatif, Bisakah Kembangkan Potensi Buah Gayam untuk Pangan Nusantara?

1 Desember 2019   09:49 Diperbarui: 1 Desember 2019   09:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Cendana News

Inocarpus fagiferus atau lebih dikenal dengan gayam. Masyarakat jawa memberikan nama gayam sendiri diambil dari filososi "gayuh" yang berarti cita-cita dan "ayem" yang artinya bahagia, damai dan tenang. Tanaman ini merupakan tanaman asli Asia yang tumbuh didaerah rawa-rawa, payau dan sungai dan hanya dapat tumbuh pada tempat yang cenderung berair, memiliki batang yang sangat besar, daun yang rimbun tanaman ini banyak digunakan sebagai pohon peneduh dan terdapat buah yang berjenis polong-polongan yang bisa dimanfaatkan bijinya untuk kebutuhan pangan, Tanaman ini juga memiliki maanfat sebagai tanaman konservasi air yang mampu melindungi mata air karena sifatnya menyimpan dan mendekatkan air pada permukaan tanah.

Pohon gayam sekarang ini menjadi tanaman yang langka dan sulit ditemukan, Sesungguhnya  tidak ada salahnya jika digerakan untuk melestarikan tanaman ini dengan tindakan budidaya, karena sejatinya  tanaman ini memiliki potensi yang sangat luar biasa selain dapat melestarikan keberadaanya yang sudah hampir punah juga dapat melindungi sumber mata air apabila kekeringan melanda, karena pohon in i meiliki daun yang lebat juga dapat menjadi produsen oksigen yang banyak, serta biji dari tanaman gayam ini dapat menambah keanekaragaman olahan pangan yang semakin banyak dikembangkan diakhir-akhir ini.

Gayam mengandung banyak sekali manfaat seperti menjaga kesehatan usus dan mempertahankan  sistem imunitas tuhuh,mengobati diare dan sariawan. Serta memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh karena terdapat karbohidrat yang tinggi, kaya akan protein, lipid, mineral. Sejauh ini olahan makanan dari biji gayam dapat dijumpai didaerah pedesaan saja, dengan cara pengolahan yang masih sederhana dengan membuka polong dari buah ini kemudian diambil bijinya dan direbu untuk menghilangkan zat-zat beracun dan kemudian menggolahnya kembali. Kebanyakan masyarakat mengolahnya untuk dijadikan kripik gayam yang rasanya sangat gurih akan tetapi nilai jualnya masih tergolong rendah.

 Tidak banyak masyarakat luar yang tau. Bahkan mereka masih bertanya-tanya tentang apa itu gayam?, makanan dari gayam itu apa ?. Bahkan dipasar perkotaan penjualan buah gayam juga sulit temukan, apalagi olahan dari gayam, karena bahan baku untuk produksi olahan gayam sendiri sudah sulit ditemukan. Buah ini hanya  bisa berbuah pada waktu tertentu dan proses pengambilanya juga tidak mudah karena pohon gayam dapat tumbuh mencapai 20 meter,Bahkan untuk mendapatkanya menunggu buahnya matang dan jatuh dari pohon dengan sendirinya.

Sesungguhnya biji gayam ini bisa dikembangkan menjadi salah satu produk yang menjadi bahan baku pembuatan pangan ,yang dapat menambah keanekaragaman pangan dinusantara salah satunya dengan mengolah biji gayam ini menjadi tepung gayam, olahan ini tidak melulu tentang kripik yang hanya biasa dinikmati sebagai camilan saja. Akan tetapi masyarakat dapat mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih baru lagi dengan adanya tepung dari biji gayam ini serta untuk mendapatkanya hanya dengan membeli dipasar dengan mudah tanpa harus bersusah payah mengolah dari biji kemudian direbus dan harus melewati proses-proses yang lama. Khususnya untuk masyarakat perkotaan yang jarang menemukan tanaman ini dapat menikmatinya. Setelah tepung gayam dapat dikenal masyarakat luas dan laku dipasaran tepung ini nantinya dapat digunakan sebagai bahan baku olahan roti-rotian yang sangat lezat dan tentunya dapat menciptakan kreasi baru dari dunia pengolahan makanan untuk menambah keanekaragaman pangan dinusantara. Dengan melihat peluang yang sangat besar ini diharapkan dapat mengembangkan potensi yang telah ada bisa terwujudkan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun