Mohon tunggu...
Julia Parhusip
Julia Parhusip Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ayooo...menulis..,am interested in Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Serunya Ngantor Memakai Kebaya

21 April 2012   14:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_183381" align="alignnone" width="640" caption=""][/caption] 'Hari Kartini sama dengan Hari Kebaya'. Ini adalah sepenggal kalimat yang saya jadikan status di BB saya kemarin hari Jumat 20 April. Apa sebabnya saya tulis demikian? Selama kurang lebih dua minggu belakangan ini, di kantor tempat saya bekerja semua karyawan wanita mulai dari yang punya jabatan, staff sampai 0G pada sibuk mencari kebaya. Kenapa? Pasalnya dari pihak personalia mengeluarkan kebijakan wajib memakai kebaya pada tanggal 20 dan 21 April untuk menyambut dan ikut berpartisipasi di hari Kartini. Nah,hari itu adalah hari kerja, jadi bisa kebayang dong repotnya kerja dengan memakai kebaya lengkap dengan kainnya dan segala macam aksesorisnya. Jadilah kebijakan ini menuai protes dari para staff wanita. Tapi yah percuma saja, bagi pihak personalia, anjing menggonggong kafilah berlalu, lu semua boleh pada protes tetapi peraturan tetap lanjut. Kalau sudah begini ya pasrah dan nurut saja,daripada kebanyakan komplain malah bisa dapat surat peringatan, siapa yang mau. Hehehe. Maka mulailah para wanita-wanita ini,termasuk saya,sibuk cari kebaya. Ada yang pinjam dari teman yang punya hobi koleksi kebaya,beli di toko,ada juga yang bongkar lemari untuk mencari kebaya jaman wisuda dulu. Pokoknya segala cara dilakukan demi mendapat kebaya. Tapi yang namanya perempuan tidak cukup hanya memakai kebaya,karena kalau sudah pakai kebaya ya harus ber makeup dan berkonde, ya minimal di tata lah rambutnya. Ini juga menjadi pembahasan selama beberapa hari oleh kami. Apakah atur rambut sendiri atau ke salon. Kalau ke salon harus keluar uang dong, dan ini adalah tanggal-tanggal rawan,dompet sudah tipis. Hehehe Maklumlah hanya karyawan biasa. Segala macam daya upaya dan perjuangan dilakukan oleh para wanita-wanita ini,bahkan seorang teman sampai sakit perut, soalnya dia salah satu panitiannya. Panitia apa ya? Panitia lomba,ternyata ada perlombaan juga pada tanggal 20 nya. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Pagi hari,saya tiba di kantor seperti biasa,saya kaget juga karena terjadi kehebohan di salah satu ruangan kantor. Ada apa gerangan ya? Olala... Ternyata ruangan itu berubah jadi tempat berias seperti di salon. Salon dadakan tepatnya. Ruangan yang biasanya dipenuhi dengan kertas-kertas dan komputer itu kini dijadikan tempat bermakeup oleh staff wanita yang enggan ke salon. Mungkin supaya berhemat. Seorang staff senior di kantor yang menjadi juru rias beserta dengan seorang asistennya,juga seorang staff. Mereka ini memang mempunyai hobi merias. Segala macam peralatan salon mulai dari bedak,mascara,alat klintong (benar ga ya istilahnya?),lipstic,dsb. Wanita-wanita ini sangat bersemangat rupanya untuk menyambut hari Kartini. Buktinya mereka bisa datang lebih awal ke kantor demi supaya bisa dirias lebih awal oleh si Kakak yang pinter nyalon,padahal seharinya-harinya datang ke kantor ga pernah sepagi itu biasanya beberapa menit sebelum kantor mulai. Kebiasaan dech, hehehe. Pada tanggal 20 kemaren kami bekerja setengah hari,kenapa?karena yang setengah harinya lagi dipergunakan buat mengadakan perlombaan. Tetapi kerja setengah hari ini hanya berlaku untuk sebagian departemen saja,bagi yang lainnya pagi hari dipergunakan untuk nyalon (dikantor) siangnya ikut lomba. Jadi bagian personalianya ga bisa marah apalagi mengeluarkan surat peringatan,soalnya ini menyangkut kebijakan yang dikeluarkannya. Salah siapa?salah sendiri. Hahaha Maka tibalah waktu lomba. Jadi pesertanya dibagi lima kelompok. Permainannya ada empat. Pertama kita di suruh berlenggak-lenggok bak peragawati (cukuplah bagi saya sekali seumur hidup melakukan yang beginian,amit-amit dech). Kedua tiup balon setelah itu dibawa dengan punggung berdua-dua dengan teman. Ketiga lomba cepat buka kuaci,siapa yang bijinya paling banyak itu yang menang. Keempat lomba makeover. Semua lomba ini dilakukan dengan menggunakan kebaya dan sendal hak tinggi. Dan yang menjadi jurinya adalah staff pria. Para penontonya juga para pria dan OB. Jadi bisa kebayang kehebohannya bagaimana. Apalagi pakai acara disyut video segala. Ckckck. Oh iya satu lagi, selama memakai kebaya ini saya paling sebel kalau sudah sesak pipis. Soalnya susah dan repot membuka kainnya butuh beberapa menit untuk membukanya,bisa-bisa udah keluar duluan. Hehehe. Jadi inilah alasanya saya buat status di BB: 'Hari Kartini sama dengan Hari kebaya'. Wew, panjang ya penjelasannya. Apa pelajaran yang dapat diperoleh dari peristiwa ini (minimal buat saya ya)? Di hari Kartini ini kita senantiasa diingatkan dengan perjuangan Ibu Kartini supaya kita para perempuan Indonesia memperoleh kesempatan meraih pendidikan dan karier setinggi mungkin. Karena beliau adalah pelopor pergerakan emansipasi wanita di Indonesia. Dan yang terpenting kita sebagai wanita tidak melupakan kodrat kita sebagai perempuan. Selain itu bagi kita para staff,melalui perlombaan semacam ini dapat menjaga kekompakan,keakraban dan saling bersatu tidak perduli apa jabatannya di kantor. Perlu diketahui pesertanya mulai dari pemimpin,staff hingga OG (office girl). Dan juga melestarikan kebaya sebagai salah satu busana khas dari Indonesia,terutama di kalangan wanita-wanita zaman sekarang yang enggan repot dan maunya serba instan. Selamat Hari Kartini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun