Mohon tunggu...
Julia Parhusip
Julia Parhusip Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ayooo...menulis..,am interested in Japanese culture.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Meja Kantorku ya Meja Belajarku

21 Februari 2012   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini pengalaman pertama bekerja sebagai orang kantoran. Dulu ketika masih kuliah, membayangkan bekerja di sebuah kantor dengan dilengkapi meja kantor, komputer dan setumpuk berkas-berkas di atas meja, terasa bagai sebuah mimpi dan keren.
Sekarang setelah semuanya terwujud sebenarnya tidak seindah dan seenak yang dibayangkan ketika masih kuliah dulu. Kantor dimulai dari jam 9 sampai jam 16. Ketika datang pagi hari meja kantor terlihat sangat rapi dan bersih. Senang sekali melihatnya. Tetapi tidak sampai sepuluh menit, meja yang bersih tadi sudah di penuhi kertas-kertas. Meja yang tidak terlalu besar itu jadi terlihat sangat sumpek karena komputer, mesin printer, berkas-berkas, kalkulator, peralatan tulis-menulis,botol minuman dan stapler saling berbagi tempat di satu meja yang kecil itu. Bahkan sering kali terjadi ketika saya butuh balpoin atau karet penghapus, saya harus meraba-raba kertas-kertas tersebut atau mengkorek-koreknya, karena benda-benda tersebut sudah tersembunyi di balik tumpukan kertas.

Pekerjaan saya di kantor adalah jenis pekerjaan yang menuntut ketelitian yang tinggi dan dapat bekerja di bawah tekanan. Sebisa mungkin nol kesalahan. Di sini saya belajar untuk menjadi orang yang teliti, cekatan, tepat, dan mampu bekerjasama secara team. Terutama jika saya harus berhadapan dengan para supplier. Sementara saya mengerjakan satu berkas milik supplier maka supplier yang lain juga menuntut cepat berkasnya diselesaikan, belum lagi ada staf kantor dari departemen yang lain yang juga ingin berkasnya segera di selesaikan. Semuanya menuntut ingin cepat. Kalau sudah menghadapi situasi seperti ini saya membayangkan kalau seandainya saya mempunyai tangan sepuluh buah, lima di kiri dan lima di kanan. Jadi banyak hal yang bisa diselesaikan sekaligus. Bahkan saya terkadang merasa seperti sebuah kereta api uap, yang tinggal di letakkan sebuah cerobong asap di atas kepala kemudian keluarlah asap tut..tut..tuuut.

Bagi saya semua pengalaman itu sangat berharga. Dimana saya belajar mengorganisasikan sebuah pekerjaan sehingga tidak terkesan semrawut, merapikan berkas-berkas di atas meja sehingga enak dipemandangan mata. Dari balik meja kantor ini juga saya belajar bersabar, tidak mengeluh tetapi bersyukur. Ya bersyukur karena masih banyak yang dapat kita kerjakan, bersyukur karena masih ada yang dikerjakan, bersyukur karena masih diberikan pekerjaan.

Di meja kantor ini juga saya belajar bagaimana etika berbicara ketika berhadapan dengan rekanan kerja, belajar bersosialisasi dengan orang-orang dari berbagai kalangan, juga belajar jujur dalam mempergunakan waktu. Benar, banyak pegawai yang korupsi waktu. Pada saat jam kantor, ada pegawai yang buka internet untuk sekedar browsing, berfacebok ria, buka twitter, BBMan atau bergosip ria ketika pemimpinnya tidak ada di tempat.

Dari balik meja kantor banyak pengalaman berharga yang kita alami yang belum tentu dapat kita peroleh ketika kita masih duduk di bangku sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun