Mohon tunggu...
Julhermanto Limbong
Julhermanto Limbong Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

@julherlimbong Sibolga-Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Siapa Saya?"

9 Desember 2020   21:04 Diperbarui: 10 Desember 2020   16:59 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah kenapa ketika diibaratkan dengan angin, bahwa  angin yang bertemu dengan pohon selalu tidak terlihat percakapannya, karena angin adalah bentuk materi yang tidak bisa dijabarkan bentuknya melalui ide. 

Beralih ke pertanyaan lain,jika ditanya apakah saya,kamu dan kalian adalah manusia yang diciptakan? ketika ditanya dengan pertanyaan seperti itu. Saya kembali bertanya,bukankah aku,kamu dan kalian adalah seorang yang menciptakan pula?

Yaa,kita mampu menciptakan sebuah alat, tulisan, teknologi bahkan sains yang kita kenal sekarang. Kita semua yang menciptakan, meskipun semua yang kita ciptakan  tersebut berasal dari alam. Akan tetapi setidaknya kita mampu menciptakan semua itu.

Apabila mengingat kembali sebelum menjadi seorang mahasiswa dan pekerja. Empat tahun yang lalu, saya hanyalah seorang pengangguran. Saat itu usia saya masih sembilan belas tahun.

Menjadi seorang mahasiswa merupakan harapan besarku setelah menyelesaikan sekolah tingkat akhir. Dikarenakan keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung, saya tidak bisa menuntut banyak kepada kedua orang tua untuk mewujudkan harapan tersebut. 

Tetapi bukan berarti harapan itu pupus begitu saja. Banyak jalan menuju Roma. Siapapun pasti paham dengan peribahasa itu. Artinya banyak jalan atau cara untuk menggapai sesuatu, entah itu cita-cita, angan, harapan, cinta dan sebagainya. Tujuannya adalah menyemangati agar tidak pantang menyerah dalam menggapai keinginan tersebut.

Dengan tekad yang kuat, saya memilih untuk pergi merantau dan meninggalkan kampung halaman yang saya diami mulai saya dilahirkan sampai berumur sembilan belas tahun. Dalam niat ingin bekerja sambil kuliah.

Saya bekerja untuk beberapa perusahaan debt collector atau dikenal dengan istilah Matel atau Mata Elang. Saya melakoni hampir setahun. Bekerja dari pagi hingga petang, tidak jarang sampai malam.

Alhamdulillah dari hasil kerja keras terkumpul uang untuk pendaftaran kuliah. Saya melakukan pendaftaran di salah satu kampus swasta di Surabaya. Jaraknya sekitar sepuluh kilometer dari kost tempat saya tinggal. 

Teman saya mulai bertambah semenjak kuliah dari berbagai daerah mulai dari Lamongan, Malang, Tuban, Mojokerto dan sebagainya,hingga luar pulau seperti Madura, NTT, Papua, hingga saya yang berasal dari kota tersembunyi di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kota Sibolga. Kota kecil yang berbilang kaum

Bekerja sambil kuliah merupakan hal yang berat bagiku karena bekerja sebagai debt collector. Sebab profesi itu tidak memiliki penghasilan tetap yang layaknya diterima  setiap bulannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun