Mohon tunggu...
Juleha
Juleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang

Juleha (Mahasiswi STIE Pembangunan Tanjungpinang) Program Studi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melampaui Batasan Birokrasi: Peran Generasi Muda dalam Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

26 Mei 2024   10:54 Diperbarui: 26 Mei 2024   11:11 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JMI (Jiwa Muda Indonesia)/https://www.unpas.ac.id/tips-cermat-dalam-memilih-jurusan-kuliah/

Birokrasi tradisional sering dianggap lamban dan tidak efisien di era globalisasi dan digitalisasi yang semakin pesat. Untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik, salah satu prioritas utama adalah reformasi birokrasi. Generasi muda memainkan peran yang sangat penting dalam konteks ini. Perubahan menuju pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel, dan responsif dapat digerakkan oleh generasi muda yang dinamis, kreatif, dan lebih memahami teknologi.

 

Potensi Generasi Muda dalam Reformasi Birokrasi

Generasi muda terkenal memiliki kemampuan adaptasi dan inovasi yang luar biasa. Mereka tumbuh di era digital, yang membantu mereka memahami dan menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah. Menurut Jacob Morgan, penulis buku "The Future of Work: Attract New Talent, Build Better Leaders, and Create a Competitive Organization," generasi muda memiliki perspektif yang berbeda tentang pekerjaan dan kepemimpinan. Mereka mencari makna dalam pekerjaan mereka, lebih suka bekerja sama, dan menghargai fleksibilitas. Filosofi-filosofi ini sangat relevan dalam konteks reformasi birokrasi yang membutuhkan metode baru dan kreatif.

Menggagas Inovasi dalam Pemerintahan

Inovasi digital adalah contoh nyata dari peran generasi muda dalam reformasi birokrasi. Pemerintah Estonia, yang disebut sebagai "republik digital", telah menunjukkan bagaimana generasi muda dapat berkontribusi pada perubahan. Banyak profesional muda telah mendukung program e-Estonia, yang telah mengubah wajah birokrasi dengan memasukkan layanan pemerintah berbasis digital yang efisien dan transparan.

Inisiatif seperti Gerakan 100 Smart City, yang melibatkan banyak anak muda, menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan publik. Ini terjadi di Indonesia. Aplikasi mobile, sistem manajemen data, dan platform partisipasi publik memungkinkan generasi muda untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi di berbagai sektor pemerintahan.

Menghadapi Tantangan dan Hambatan

Meskipun mereka memiliki banyak potensi, generasi muda menghadapi banyak kesulitan ketika mereka mencoba melampaui batas birokrasi. Faktor yang sering menjadi hambatan adalah resistensi terhadap perubahan, budaya kerja yang kaku, dan kurangnya dukungan dari pemimpin senior. William Eggers dan Shalabh Kumar Singh menekankan dalam artikel mereka "Breaking Down the Barriers to Innovation in Government" bahwa perubahan budaya organisasi dan dukungan pemimpin senior sangat penting untuk keberhasilan inovasi di sektor publik.

Untuk menghadapi tantangan ini, generasi muda perlu dibekali dengan kemampuan kepemimpinan dan manajemen yang kuat. Pelatihan dan pendidikan yang berfokus pada soft skills seperti manajemen perubahan, negosiasi, dan komunikasi sangat penting. Selain itu, pemerintah dan institusi pendidikan harus bekerja sama untuk membuat ekosistem yang mendukung inovasi dan partisipasi aktif generasi muda.

Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun