Rencana pagi ini aku mau ke rumah sakit. Namun, langit tampak mendung, hujan rintik mulai turun. Kulihat mobilku bodinya kinclong, habis dicuci. Sekilas dalam hati aku ingin berdoa agar Allah menunda hujan pagi ini. Aku khawatir mobil kotor lagi. Tetapi segera kuurungkan, betapa malunya aku kepada Allah. Tidak pantas meminta hal yang remeh-temeh seperti ini. Sementara ada si miskin yang mengais sisa makanan demi menyambung hidup. Nun jauh di sana, ada petani yang bekerja tanpa pedulikan cuaca. Terik matahari dan hujan hal biasa. Tak membuat mereka mengeluh dan meminta hujan ditunda.Â
Astaghfirullah, ampuni hambamu yang hina dina ini yaa, Rabb. Kalau pun hujan  turun nanti, akan kunikmati setiap butiran airnya. Akan kuhirup harumnya aroma air hujan yang menguap pada tanah kering. sementara bumi bersuka menyambut hujan, bermandi rahmat dari  Sang Pencipta. Hewan-hewan, daun-daun, dan rerumputan menyesap air hujan sambil bergoyang riang, mengikuti irama hujan yang eksotis.
Esok, tunas pepohonan akan tumbuh, memberi pengharapan baru bagi kehidupan makhluk seisi alam semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H