Mohon tunggu...
Tjung Julai
Tjung Julai Mohon Tunggu... Penulis - Write, write, write

Jadilah kereta api! Terjang-terjang-terjang! Tulis-tulis-tulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untukmu Saudaraku

21 Mei 2019   10:04 Diperbarui: 21 Mei 2019   10:17 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sampai kapan luapkan amarah

Sampai kapan akan sudahi pertikaian ini

Kita ini bukan domba yang bisa diadu-adu

Bukan kampret, bukan juga cebong

Kita ini garuda

Kita ribut di sini

Di sana mereka menertawakan

Mereka menyeringai siap menerkam

Tawa picik mereka menanti pertumpahan darah

Untukmu saudaraku

Jika matamu bersua mataku

Itulah mata saudaramu

Jika genggaman tanganku bertemu tanganmu

Itulah tangan saudaraku

Jika darahku atau darahmu tertumpah

Itu darah saudaramu dan saudaraku

Lukamu adalah lukaku

Lukaku adalah lukamu

Untukmu saudaraku

Negeri ini baru saja bangun dari koma yang panjang

Kita masih perlu berlari, bahkan terbang

Tugas belum usai, kerja belum selesai

Untukmu saudaraku

Mari wariskan negeri ini dengan persatuan, kedamaian, kesejahteraan, kemakmuran dan kejayaan

Untukmu saudaraku

Dari saudaramu,

Julai Tjung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun