Mohon tunggu...
Tjung Julai
Tjung Julai Mohon Tunggu... Penulis - Write, write, write

Jadilah kereta api! Terjang-terjang-terjang! Tulis-tulis-tulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Joya

9 Agustus 2017   17:01 Diperbarui: 9 Agustus 2017   17:18 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://twitter.com/hanityo

Mengesampingkan praduga tak bersalah sebuah raga hangus dibakar

Mengapa kini jadi mudah main hakim sendiri

Mengapa kini amarah begitu mudah terbakar

Seakan lupa akan dosa diri sendiri

Raganya kini memang tak lagi bernyawa

Tapi kisahnya menuntut keadilan

Menanti orang-orang jumawa

Dbawa kei sidang pengadilan


Joya tak lagi dapat merindu

Tak lagi dapat menatap

Tinggal sang  pujaan hati setengah mati merindu

Setengah mati meratap

Joya, suara adzan memanggil

Jiwa-jiwa yang mengigil

Nelangsa merindukan rasa adil

Dari yang Maha Adil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun