Ironis
memang, bangsa kita terjebak dalam pola pikir picik, mengeluh kalau masalah
seperti ini tidak mampu diatasi dan merasa ketakutan kalau kegagalan yang
mendera. Logika politik lebih dikedepankan untuk menyelesaikan persoalan
sehingga banyak memakan korban, anggaran dan menyianyikan waktu. Kemiskinan
masyarakat terkesan dimanjakan dan dipelihara, sehingga keangkuhan akan “di lu-lu-kan”
dianggap sebagai kehormatan.
Anggota Komunitas
Penulis Kereasi (Konpensi) NTB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H