Salah satu hal menarik dari kebijakan ini adalah sumber pendanaannya yang berasal dari penghematan anggaran perjalanan dinas pemerintah. Presiden Prabowo mengambil keputusan berani dengan memangkas anggaran perjalanan dinas pejabat negara hingga 50%, yang menghasilkan efisiensi anggaran lebih dari Rp20 triliun.
 "Presiden Prabowo menginstruksikan pemotongan biaya perjalanan dinas untuk fokus pada kebutuhan yang lebih prioritas, salah satunya adalah perbaikan sekolah," ungkap seorang pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan.
Langkah ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pengelolaan anggaran yang lebih efektif dan efisien, di mana dana publik digunakan untuk program-program yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Selain itu, kebijakan ini juga menjadi sinyal bahwa pemerintah serius dalam memangkas pemborosan anggaran yang selama ini menjadi sorotan publik.
Tantangan di Lapangan: Distribusi dan Pengawasan Anggaran
Meskipun kebijakan ini mendapat banyak apresiasi, tidak sedikit pula pihak yang mengingatkan tentang tantangan di lapangan, terutama terkait dengan distribusi dan pengawasan penggunaan anggaran. Dengan cakupan yang sangat luas, program ini rentan terhadap risiko penyalahgunaan dana, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Selain itu, tantangan logistik dan birokrasi juga menjadi perhatian. Proses renovasi ribuan sekolah di berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil, tentu membutuhkan koordinasi yang matang. Pemerintah harus memastikan bahwa dana benar-benar digunakan untuk perbaikan fasilitas, bukan terhambat oleh tumpukan prosedur administratif yang berbelit-belit.
Di sisi lain, beberapa ekonom juga mengingatkan tentang potensi dampak fiskal jangka panjang. Pengeluaran besar-besaran untuk sektor pendidikan harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan negara yang bijaksana, agar tidak membebani anggaran negara di masa mendatang.
Respons Publik dan Harapan untuk Masa Depan
Secara umum, respon publik terhadap kebijakan ini sangat positif. Banyak pihak, mulai dari pendidik, orang tua murid, hingga pemerhati pendidikan, mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan perhatian serius terhadap sektor pendidikan.
Guru di salah satu sekolah di daerah tertinggal, misalnya, mengungkapkan harapannya:
"Kami berharap program ini benar-benar terealisasi hingga ke pelosok desa. Banyak sekolah di sini yang atapnya bocor dan dindingnya rapuh. Semoga anak-anak kami bisa belajar dengan nyaman seperti di kota-kota besar."