1. Digitalisasi materi pembelajaran melalui platform online.
2. Pelatihan guru dan ustaz agar melek teknologi.
3. Pemanfaatan media sosial untuk dakwah dan penyebaran ilmu.
Jika NU tidak segera beradaptasi dengan era digital, maka pendidikan Islam bisa tertinggal dan kurang diminati oleh generasi muda. Oleh karena itu, inovasi berbasis teknologi menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan.
Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Pendidikan
Selain pendidikan agama dan teknologi, NU juga perlu memperkuat pendidikan berbasis kewirausahaan agar santri dan lulusan madrasah memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam dunia kerja. Dengan demikian, mereka tidak hanya bergantung pada pekerjaan formal tetapi juga bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
Menurut Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, "Pendidikan Islam harus mampu melahirkan lulusan yang tidak hanya memahami agama, tetapi juga mandiri secara ekonomi. Ini penting untuk menciptakan umat yang kuat dan tidak bergantung pada pihak lain."
 Pendidikan sebagai Kunci Kemandirian Umat
Pendidikan yang baik akan menciptakan masyarakat yang berdaya dan mandiri. Jika pendidikan Islam hanya mengajarkan ilmu agama tanpa keterampilan ekonomi, maka lulusannya akan sulit bersaing di dunia kerja. Oleh karena itu, pesantren NU perlu memasukkan kurikulum kewirausahaan agar santri memiliki bekal dalam menciptakan peluang usaha sendiri.
NU bisa mengembangkan model pendidikan berbasis ekonomi kreatif, seperti:
Pelatihan bisnis digital untuk santri.