(Sumber: sahabat sosiologi. Com)
Ketimpangan Pendidikan, Antara Gemerlap Kota dan Sunyi DesaÂ
Pendidikan adalah salah satu faktor kunci dalam pembangunan sebuah negara. Namun, meskipun Indonesia telah mengakui pendidikan sebagai hak dasar warga negara, ketimpangan antara pendidikan di kota dan desa masih menjadi permasalahan besar.Â
Kota-kota besar di Indonesia seringkali menjadi pusat pendidikan yang lebih maju dan berkembang pesat, sementara daerah-daerah terpencil, terutama di desa-desa, masih terbelakang dalam hal akses dan kualitas pendidikan. Artikel ini akan membahas ketimpangan pendidikan antara kota dan desa serta pendapat para ahli terkait isu ini.
Akses Pendidikan yang Tidak Merata
Salah satu bentuk ketimpangan yang paling nyata adalah perbedaan akses pendidikan antara kota dan desa. Di kota, fasilitas pendidikan lebih lengkap dan mudah dijangkau oleh sebagian besar penduduk. Sementara itu, di desa terpencil, akses ke sekolah sering kali terbatas.Â
Menurut Prof. Dr. Suyanto, seorang ahli pendidikan Indonesia, "Akses pendidikan di daerah pedesaan masih menjadi masalah utama. Banyak desa yang tidak memiliki sekolah yang memadai, bahkan banyak anak-anak harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa bersekolah."
Fasilitas yang terbatas di desa juga berdampak pada kualitas pendidikan. Kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas, keterbatasan sarana dan prasarana, serta minimnya sumber daya untuk mendukung pendidikan membuat anak-anak di desa kesulitan untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan yang ada di kota.
Kualitas Pendidikan yang Berbeda
Ketimpangan pendidikan juga tercermin dalam kualitas pengajaran yang diterima oleh siswa. Di kota, sekolah-sekolah sering kali mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, dengan fasilitas yang memadai dan tenaga pengajar yang terlatih. Sebaliknya, di desa, kualitas pengajaran bisa jauh tertinggal.Â
Dr. Rhenald Kasali, seorang pakar pendidikan dan ekonomi, menyatakan bahwa "Pendidikan di kota seringkali lebih maju karena memiliki akses lebih baik terhadap pelatihan bagi guru, teknologi terbaru, dan fasilitas yang lebih lengkap. Di desa, kondisi ini jauh lebih sulit ditemukan."