Mohon tunggu...
Jul Kelvin Batee
Jul Kelvin Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara! Alasan Dibalik Pilihannya Mengikuti Pendidikan Kolonial?

12 Desember 2024   15:20 Diperbarui: 12 Desember 2024   19:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara! Alasan di Balik Pilihannya Mengikuti Pendidikan Kolonial?

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh penting dalam sejarah pendidikan Indonesia. Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional, beliau bukan hanya berperan dalam mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia, tetapi juga dalam memperjuangkan akses pendidikan bagi rakyat Indonesia. 

Namun, sebelum membangun Taman Siswa dan mendirikan sistem pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara, yang dulu bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, memulai pendidikan di bawah sistem kolonial Belanda. Keputusan ini bukanlah tanpa alasan, dan dalam artikel ini, akan dibahas alasan di balik pilihannya untuk mengikuti pendidikan kolonial, serta perspektif para ahli yang mendasari pandangan tersebut.

Akses Terbatas untuk Pribumi

Pada masa kolonial, akses pendidikan bagi pribumi sangat terbatas. Pendidikan yang berkualitas hanya terbuka untuk kalangan Eropa dan sebagian kecil pribumi dari kalangan bangsawan. 

Ki Hajar Dewantara, sebagai seorang bangsawan Jawa, mendapatkan kesempatan untuk mengakses pendidikan melalui Europeesche Lagere School (ELS), sebuah sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial untuk anak-anak Eropa dan pribumi dari golongan terpelajar. Ini menjadi salah satu jalur terbuka bagi pribumi untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi, meskipun hanya segelintir orang yang diberi kesempatan tersebut.

Menurut Dahlan Iskan, seorang pakar pendidikan, keputusan Ki Hajar Dewantara untuk memasuki pendidikan kolonial merupakan langkah pragmatis. Mengingat tidak banyak pilihan pendidikan untuk pribumi pada masa itu, ELS menjadi satu-satunya jalur untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi yang tidak ditawarkan oleh sistem pendidikan tradisional Indonesia.

Dalam konteks keterbatasan pilihan yang ada, Ki Hajar Dewantara memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memperoleh pendidikan yang lebih modern. Meskipun sistem pendidikan kolonial dirancang untuk memperkuat kekuasaan penjajah, bagi Ki Hajar Dewantara, ini adalah cara untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan mendalam yang kelak akan digunakan untuk perjuangan sosial dan politik.

Pendidikan Sebagai Alat Perjuangan Sosial dan Politik

Ki Hajar Dewantara memahami betul bahwa pendidikan bukan hanya sekadar proses pengajaran, tetapi juga merupakan alat penting dalam perjuangan kemerdekaan. Pendidikan kolonial, meskipun tujuannya untuk mempertahankan kekuasaan Belanda, bisa menjadi senjata bagi pribumi untuk meningkatkan kualitas hidup dan membuka jalan untuk perlawanan terhadap ketidakadilan sosial.

Menurut Dr. Soedjatmoko, seorang intelektual Indonesia, Ki Hajar Dewantara memanfaatkan pendidikan kolonial sebagai sarana untuk memperjuangkan kemerdekaan. "Pendidikan bukan hanya sekadar ilmu, tetapi alat untuk memahami dan melawan ketidakadilan," ujarnya. Ki Hajar Dewantara memanfaatkan pendidikan tersebut untuk mempelajari cara kerja sistem kolonial, yang kemudian digunakan untuk strategi perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun