Mohon tunggu...
Jul Kelvin Batee
Jul Kelvin Batee Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis karya sastra dan ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menelusuri Pendidikan Kolonial Belanda! Mencetak Intelektual Atau Tenaga Kerja?

11 Desember 2024   17:40 Diperbarui: 11 Desember 2024   17:40 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menelusuri Pendidikan Kolonial Belanda! Mencetak Intelektual atau Tenaga Kerja?

Pendidikan kolonial Belanda di Indonesia memiliki dampak besar terhadap perkembangan masyarakat pribumi. Walaupun pendidikan merupakan alat penting dalam membentuk generasi masa depan, sistem pendidikan yang diterapkan pada masa penjajahan tidak dirancang untuk mencerdaskan rakyat Indonesia secara merata. 

Sebaliknya, pendidikan itu bertujuan untuk mempertahankan kepentingan kolonial, dengan mencetak tenaga kerja yang loyal kepada sistem kolonial dan hanya segelintir intelektual yang dipersiapkan untuk mendukung pemerintahan Belanda. Artikel ini akan mengungkap bagaimana pendidikan kolonial Belanda tidak hanya bertujuan untuk mencetak intelektual, tetapi lebih banyak mencetak tenaga kerja yang menguntungkan penjajah.

Pendidikan Kolonial! Sebuah Sistem yang Diskriminatif

Pada masa penjajahan Belanda, sistem pendidikan yang diterapkan sangat diskriminatif, dengan akses yang terbatas hanya untuk golongan elit dan Eropa. Pendidikan untuk pribumi sangat terbatas, mengutamakan sektor-sektor tertentu yang dianggap mendukung kepentingan kolonial, seperti administrasi dan tenaga kerja. Sistem pendidikan ini terbagi menjadi beberapa tingkatan yang mengutamakan pembagian kelas sosial berdasarkan ras dan status sosial.

Volkschool, sekolah dasar yang ada pada masa kolonial, hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, dengan tujuan agar rakyat pribumi dapat bekerja sebagai tenaga kerja kasar atau administrasi tingkat rendah.

HIS (Hollandsch-Inlandsche School) hanya diakses oleh kalangan pribumi tertentu, terutama dari keluarga bangsawan.

Menurut Saiful Muluk dalam bukunya Pendidikan Kolonial di Indonesia (2007), "Pendidikan kolonial Belanda didesain untuk memperkuat sistem kolonial dengan memberi keterampilan dasar kepada pribumi, bukan untuk meningkatkan kualitas intelektual mereka." Ia berargumen bahwa sistem ini hanya membentuk tenaga kerja terampil yang tidak diberi kesempatan untuk berkembang lebih jauh.

Mencetak Tenaga Kerja untuk Kepentingan Kolonial

Salah satu tujuan utama dari pendidikan kolonial adalah untuk mempersiapkan tenaga kerja yang akan mendukung ekonomi kolonial, terutama dalam bidang pertanian, perkebunan, dan administrasi. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia saat itu lebih banyak berfokus pada pengajaran keterampilan praktis untuk bekerja di sektor-sektor tersebut.

Sekolah Kejuruan atau Kweekschool didirikan untuk mencetak tenaga kerja terampil, seperti guru-guru untuk mengajarkan di sekolah-sekolah dasar pribumi atau pekerja di sektor perkebunan. Pendidikan ini tidak dimaksudkan untuk menghasilkan pemimpin atau intelektual, tetapi untuk mencetak tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan kolonial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun