Mohon tunggu...
Jukut Ares
Jukut Ares Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

easy going, funny

Selanjutnya

Tutup

Trip

Populer di Bali "Wisata Monyet"

6 Juli 2022   12:52 Diperbarui: 6 Juli 2022   13:17 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : The Bali Sun

Bali Ubud Monkey Forest adalah kompleks candi cagar alam di Ubud Bali. Nama lengkapnya seperti yang tertulis di papan selamat datang adalah Suaka Hutan Kera Suci Padangtegal Mandala Wisata Wanara Wana. Kompleks ini menampung sekitar 340 ekor monyet (Macaca fascicularis) (32 jantan dewasa, 19 jantan subdewasa, 77 betina dewasa, 122 remaja, dan 54 bayi). ). 

Kera pemakan kepiting Ubud Monkey Forest adalah hutan hujan kecil yang dihuni oleh beberapa kelompok monyet dan hewan tropis lainnya. Berlokasi strategis di jantung Desa Ubud. 

Hutan Monyet dalam bahasa bali disebut Wanara Wana tersebar di pulau itu dan Hutan Monyet Ubud sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan habitat monyet di Bali. Sedangkan masyarakat setempat memiliki peran penting untuk menjaga hutan ini secara alami agar semua satwa liar dapat hidup dengan lancar.

Monyet yang hidup di cagar alam ini disebut kera Bali, juga dikenal sebagai kera ekor panjang. Nama ilmiah mereka adalah macaca fascicularis, kera adalah primata yang paling luas dan sukses. 

Sekitar 300 kera saat ini tinggal di hutan ini. Ada sekitar 35 pria dewasa, 95 wanita dewasa dan 170 anak muda. Kera-kera ini hidup terutama dalam tiga kelompok betina dan jantan. 

Masing-masing kelompok ini cenderung menggunakan kawasan hutan yang berbeda pada hari yang berbeda. Semua kera menggunakan semua hutan. Konflik terkadang muncul ketika dua kelompok berada di wilayah yang sama. 

Laki-laki dewasa beratnya mencapai 8 sampai 10 kg dan memiliki gigi taring besar, bahu lebar dan rambut wajah yang menyerupai kumis. Betina dewasa lebih kecil dari jantan (4-8 kg) dan memiliki rambut wajah yang panjang menyerupai manik-manik. 

Kelompok kera Bali berpusat di sekitar kelompok betina terkait yang disebut "matriline" Kera jantan biasanya bermigrasi dari daerah lain dan berusaha untuk mengasosiasikan diri dengan betina matriline Baik jantan maupun betina, memiliki hubungan dominasi, tetapi mereka tidak selalu jelas atau konsisten . 

Perkawinan dapat berlangsung sepanjang tahun tetapi kebanyakan bayi lahir selama bulan Mei - Agustus. Ibu kera berkisar dari sangat protektif sampai sangat permisif dengan bayi mereka. Banyak wanita yang bukan ibu menghabiskan waktu menggendong dan merawat bayi. Kadang-kadang Anda bahkan akan melihat "ibu" laki-laki dewasa juga.

Akhir akhir ini tempat ini menjadi sangat populer dikalangan wisatawan, selain hutannya yang masih asri dan terawat tingkah lucu monyet menjadi daya tarik untuk di ajak berfoto selfie dengan dibantu guide penjaga disana. Teman teman yang mau liburan ke Bali jangan lupa mampir ya!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun