Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menjinakkan Entropi Emosi, Menuju Sharenting yang Lebih Sehat dan Berdampak

29 Januari 2025   20:12 Diperbarui: 29 Januari 2025   20:12 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Anak sekolah dan menjinakkan entropi emosi, menuju sharenting yang lebih sehat dan berdampak. | Image by Ben White Photography/Freepik

Di era digital yang serba cepat, berbagi momen kebahagiaan bersama anak di media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang tua. Fenomena yang dikenal sebagai sharenting ini menawarkan platform untuk merayakan pencapaian anak, memperkuat ikatan keluarga, dan membangun komunitas online. 

Namun, di balik keindahannya, sharenting juga membawa kompleksitas emosi yang seringkali tidak terduga.

Entropi emosi dalam konteks ini merujuk pada ketidakstabilan dan fluktuasi emosi yang dialami orang tua saat berbagi tentang anak di media sosial. 

Di satu sisi, ada kebanggaan dan kegembiraan melihat respons positif dari teman dan keluarga. Di sisi lain, muncul kekhawatiran akan privasi anak, perbandingan sosial, dan potensi dampak negatif dari paparan dunia maya.

Emosi-emosi ini seringkali saling bertentangan dan menciptakan ketidakseimbangan dalam diri orang tua. Ketidakpastian tentang apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan, serta tekanan untuk menyajikan citra keluarga yang sempurna, dapat memicu kecemasan, stres, bahkan depresi.

Mengapa Kita Perlu Menjinakkan Entropi Emosi?

Kesejahteraan emosional orang tua adalah fondasi bagi tumbuh kembang anak yang sehat. Ketika orang tua merasa tenang dan bahagia, mereka lebih mampu memberikan perhatian, kasih sayang, dan dukungan yang dibutuhkan anak. 

Sebaliknya, ketika orang tua diliputi kecemasan atau stres, hal ini dapat memengaruhi kualitas interaksi dengan anak, serta menciptakan lingkungan rumah yang kurang kondusif. 

Di samping itu, mengelola emosi dengan baik memungkinkan orang tua untuk menjadi role model yang baik bagi anak dalam hal regulasi emosi. Dengan melihat orang tua yang mampu mengelola perasaan mereka dengan sehat, anak-anak akan belajar keterampilan penting ini sejak dini.

Hubungan keluarga adalah salah satu aset paling berharga dalam hidup. Sharenting yang sehat dapat memperkuat ikatan keluarga dan membangun komunikasi yang lebih terbuka. Ketika orang tua berbagi momen-momen berharga dengan anak di media sosial, mereka menciptakan kenangan bersama yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. 

Namun, jika tidak dikelola dengan baik, sharenting dapat menjadi sumber konflik dan merusak hubungan keluarga. Misalnya, jika orang tua terlalu fokus pada citra sempurna yang ingin mereka proyeksikan di media sosial, mereka mungkin mengabaikan kebutuhan emosional anak yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun